English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 11 Maret 2014

Kiprah Saan Mustopa, Anak Yatim yang Menjadi Politisi Senayan

Bangun Sekolah Gratis Hingga Bantu TKW Bermasalah

Meski jarang terpublikasi, namun kiprah Yayasan Saan Mustopa Center (SMC) banyak dirasakan masyarakat Karawang. Yayasan yang didirikan anggota DPR RI Saan Mustopa ini, termasuk konsen memperhatikan masyarakat dari kalangan kurang mampu.
Ini tercermin dari penyediaan berbagai layanan kemasyarakatan. Di bidang pendidikan misalnya, pria yang sempat merasakan getirnya menjadi anak yatim ini menyediakan beasiswa bagi siswa kurang mampu dari pendidikan dasar, SMA, bahkan hingga perguruan tinggi.
Di kampung halamannya, Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Saan Mustopa mendirikan taman kanak-kanak bagi warga di lingkungan tempat tinggalnya. Semua kebutuhan pendidikan di sekolah itu tidak dipungut biaya. Untuk menyediakan fasilitas pendidikan tersebut, ia merogoh kocek dari kantongnya sendiri. "Saya sangat sadar bahwa pendidikan itu bisa merubah nasib kita. Saya bisa seperti ini karena saya sekolah. Kalau tidak, mungkin tidak akan seperti sekarang," ujar politisi Partai Demokrat ini dalam suatu kesempatan di Kotabaru.
Selain konsen di bidang pendidikan, Yayasan Saan Mustopa Center kerap melakukan advokasi terhadap tenaga kerja Indonesia bermasalah. Dalam catatan Yayasan SMC, sekitar 70 permasalahan TKW berhasil ditangani. Mulai dari kasus ringan, sedang hingga kasus berat seperti yang saat ini tengah dihadapi TKW asal Desa Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya, atas nama Cicih binti Aing. Ia tengah dihadapkan dengan ancaman hukuman mati. "Kita saat ini baru saja pulang dari Abu Dabi untuk melihat langsung TKW asal Tambaksumur, Tirtajaya atas nama Cicih binti Aing dengan membawa adiknya, Nuryati binti Aing," ujar Barna, perwakilan Yayasan SMC kepada RAKA.
Barna menyebutkan, kondisi Cicih sendiri dalam keadaan sehat. Hal itu bisa dilihat langsung adiknya, Nurhayati. Selain melihat langsung Cicih, Yayasan SMC melakukan pertemuan dengan pengacaranya. Di sana, pihaknya juga menemui Kedutaan Besar RI. "Dari hasil yang kita dapat, penjelasan dari pengacara Cicih, peluangnya untuk bisa lolos dari hukuman mati sangat besar. Karena dalam persidangan tidak ada bukti yang dituduhkan pada Cicih. Dalam hal ini memang keluarga masih meminta SMC untuk memulangkannya dengan cepat," jelas Barna.
Orangtua Cicih, Aing yang bertemu RAKA di kediaman Saan Mustopa mengaku kedatangannya ke sana untuk meminta bantuan Yayasan SMC agar tetap mendampingi keluraganya. "Kita berharap dan berterima kasih atas kesdiaan SMC hingga mendampingi sampai ke Abu Dabi selama 8 hari. Kita juga meminta SMC bisa memulangkan Cicih agar bisa bertemu keluarga secepatnya," kata Aing yang ditemani semua keluarganya.
Selain Cicih, ada TKW yang meninggal dunia karena sakit di Arab Saudi dipulangkan atas nama Yuliana binti Misin, warga Desa Pajaten, Kecamatan Cibuaya. Tak hanya membantu memulangkan jenazah, pihaknya juga tengah berupaya mengembalikan hak-hak keluarga almarhumah seperti mendapatkan uang asuransi. "Dalam membantu keluarga TKW, SMC memang bukan hanya sekedar memulangkan jenazah, tapi bagaimana keluarga juga mendapat uang asuransi korban," bebernya.
TKW bermasalah lainnya, Nina Napsiah binti Suganda Isra, warga Desa Jayamukti, Kecamatan Pedes. Ia mengalami kebutaan kedua matanya secara permanen. Di tubuh wanita ini juga dipenuhi luka. Ironisnya, Nana hanya difasiltasi penjemputan oleh perusahaan penyalurnya, PT Ayah Bunda Sejati, selebihnya dibiarkan. Kata Barna, pihaknya yang didatangi orangtua korban turut mendampinginya untuk mendapatkan hak-haknya setelah tidak ada respon dari perusahaan penyalur. "Kita sendiri langsung memberikan bantuan untuk meminta BPN2TKI memfasilitasi hak-hak Nina. Dalam hal ini hak-haknya berupa klaim asuransi, pertanggungjawaban PT, pertanggungjawaban pemerintah, juga jaminan kesehatan. Karena selama ini Nina hanya menggunakan kartu gakin," jelasnya.
Selain menangani persoalan yang melilit tenaga kerja wanita asal Karawang, yayasan ini juga menyediakan layanan cuma-cuma bagi masyarakat kurang mampu. Salah satunya menyediakan ambulan gratis. Alat transportasi ini digunakan bagi masyarakat yang membutuhkan. Baik untuk keperluan ke rumah sakit, menjemput jenazah, ataupun untuk keperluan darurat lainnya.
Di luar itu, SMC juga membantu penyandang cacat seperti pengadaan kaki palsu, operasi tumor dan kegiatan sosial lainnya. Khusus untuk menangani kesehatan warga, Yayasan Saan Mustopa Center rutin menggelar pengobatan gratis yang dilakukan keliling ke berbagai pelosok Karawang. "Kang Saan secara rutin juga menggelar turnamen voli. Bahkan dalam setahun bisa beberapa kali, sesuai permintaan masyarakat. Tempatnya bisa di berbagai titik," ujar Rustam, staf Yayasan SMC lainnya. (dri)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar