English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Rabu, 19 Maret 2014

Pegawai Pasar Cikampek 1 Ancam Mogok Kerja

- 2 Bulan Belum Digaji
- IPPTU Desa Pemda Segera Terbitkan SK Ambil Alih Pasar

CIKAMPEK,RAKA- Kondisi Pasar Cikampek 1 terus dikeluhkan para pedagang. Kendati sudah dipastikan bakal diambil pengelolaannya oleh Pemda Karawang, namun masih menyisakan sedikit ganjalan dan hambatan, utamanya soal sistem penggajian petugas yang selama ini bekerja. Mereka mengungkapkan, sudah hampir 2 bulan terakhir belum menerima gaji. Akibatnya, para pegawai itu mengancam akan mogok kerja dan menghentikan seluruh kegiatannya. Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Bersatu (IPPTU) pun tak tinggal diam. Pemda didesak segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) pengambilalihan pasar, agar status dan nasib para pegawai semakin jelas.
Ditemui saat tengah membahas masalah itu di lantai 2 pasar, Ketua IPPTU Asep Rukmana, secara tegas mendesak agar Pemda Karawang segera menerbitkan SK kaitan dengan kejelasan pengambilalihan pasar. �Kasian mereka para pegawai yang hingga saat ini terkatung-katung tidak jelas. Mereka itu harus segera dibayar. Harapan kita agar pasar diambil alih sudah terpenuhi, namun SK nya belum kita terima. Kami tentu menilai, SK itu sangat penting karena menyangkut kejelasan status pekerjaan mereka,� tandasnya.
Asep bahkan menjamin, jika hari ini SK tersebut tidak juga diterbitkan, bakal memicu reaksi lebih keras dari para pedagang. Tak menutup kemungkinan mereka bakal berbondong-bondong mendatangi Pemda untuk menyelesaikan persoalan tersebut. �Apabila SK yang kita kehendaki belum diterima juga sementara pegawai bakal melakukan mogok kerja, kami mempertimbangkan untuk mendatangi kantor pemda meminta kejelasan dari kelanjutan SK ini,� kata dia.
Sementara itu, salah satu pegawai yang minta namanya tidak disebutkan, mengeluh soal sistem pembayaran gaji yang tidak jelas selama hampir 2 bulan terakhir ini. Terhitung 55 pegawai yang terdiri dari petugas kebersihan, keamanan dan staf yang belum menerima honor mereka. �Dikalkulasikan secara keseluruhan, kami sudah bekerja semala 1 bulan 17 hari tapi belum dibayar. Kami kebingungan mau bayar motor dan sewa kontrakan setiap bulannya. Bahkan ada salah satu rekan kami yang dikejar-kejar debt colector karena motornya belum disetorin. Kami sangat membutuhkan uang tersebut,� katanya memelas.
Ia juga jengah dengan janji-janji yang terlalu lama ditepati, padahal totalitas dan loyalitas pegawai sudah diberikan seutuhnya dalam menjalankan pekerjaan. �Cuma dikasih janji, tanggal sekian mau bayar, nyatanya molor-molor terus. Kami disini sudah seperti keluarga, apa yang kami alami tentu saja ikut dirasakan oleh seluruhnya. Besar harapan agar persoalan ini secepatnya diatasi, siapapun itu, baik Pemda maupun pengelola yang lama,� sambungnya lagi. Ia beserta rekan-rekannya lantas mempertimbangkan untuk menghentikan kegiatan operasional selama gaji belum dibayarkan.
Tak hanya persoalan gaji saja, sarana yang ada selama inipun kondisinya cukup memprihatinkan. Soal mobil sampah misalnya, armada satu-satunya yang dimiliki pasar sudah 4 bulan terakhir ini belum jua di servis. Bahkan untuk uang membeli solarpun praktis terhenti. �Akhirnya sudah dari kemarin, pengangkutan sampah kita hentikan karena untuk bahan bakarnya tidak ada,� tutupnya.(fah)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar