Inilah bukti penyebaran sekolah negeri di Kabupaten Karawang ini yang begitu mudah direalisasikan tapi tanpa pengkajian mendalam. Di Kecamatan Jayakerta, keberadaan sekolah SMKN 1 Jayakerta sampai kini masih tdiak jelas masa depannya. Jangankan gedung sekolah, untuk lahannya saja belum jelas rimbanya.
Inilah potret sekolah negeri yang dibangun asal-asalan. Dan yang menjadi korban adalah siswa daerah.
�Kita bisa saksikan hari ini, sekolah negeri yang ada kualitasnya semakin jelek. Selain sarana yang terkesan lambat, juga keberadaan SDM guru yang belum maksimal membuat keberadaanya tidak optimal. Kita lihat saja untuk SMKN 1 Jayakerta, jangankan gedung sekolah yang harusnya dilengkapi ruang praktek, SDM guru saja bisa mengkhawatirkan," ungkap seorang guru di Jayakerta.
Untuk SMKN 1 Rengasdengklok saja, hingga kini masih jauh dari paripurna, apalagi untuk sekolah-sekolah baru seperti SMKN 1 Jayakerta. "Bagiamana Dinas Pendidikan Karawang mempertanggungjawabkan kualitas lulusan SMKN yang notabene negeri? "Ini kan lucu, saat SDM Karawang dinilai paling rendah, pembenahan pendidikan saja hingga kini masih kacau,� sindirnya.
Harusnya, tambah dia, dinas jika pendidikan melakukan kajian yang tulus dan juga memiliki motivasi ingin meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini.
�Kita bisa lihat, hampir mayoritas sekolah negeri di Karawang kelayakan sarana dan prasarananya jauh dari layak. Masalah ruang sekolah saja aturan nasional hanya membolehkan diisi sekitar 34 dan maksimal 40 siswa. Tapi apa yang terjadi di Karawang, kelas-kelas di sekolah negeri terkesan dipaksakan setiap tahunnya.� akunya.
Di tempat berbeda, Hotibi, orang tua siswa yang anaknya duduk di bangku kelas dua SMK itu mengatakan, ketidakjelasan bangunan SMKN 1 Jayakerta merugikan anaknya.
�Ini kan sekolah negeri, masa dengan status negeri mereka sekolah apa adanya. Kan ini merugikan anak kami yang kami pikir dengan status negeri akan sama kualitas belajar seperti di SMKN negeri lainnya,� sindirnya. (dri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar