English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kamis, 06 Maret 2014

Dihantam Banjir, Desa Kesulitan Tarik PBB

- Kades Minta Normalisasi Saluran Air

TELAGASARI, RAKA- Kepala desa se- daerah pemilihan (dapil) IV yang meliputi Kecamatan Telagasari, Lemahabang, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan dan Tempuran, mendadak curhat soal penderitaan masyarakat yang tersapu banjir saat musyawarah rencana pembangunan (musrembang) dapil IV, Rabu (5/3) kemarin. Mereka meminta, agar pemerintah melakukan normalisasi sungai untuk meminimalisir banjir saat musim hujan tiba. Akibat sering banjir, desa kesulitan menarik Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sehingga pendapatan pajak minim.
Kaur Kesra Desa Cilamaya, Yayan S Mulya mengaku, banjir telah melumpuhkan pemukiman warga di desanya sebanyak lima kali dalam waktu lebih dari satu bulan, sampai aktivitas ekonomi di Pasar Cilamaya ikut lumpuh total. Tak hanya itu, dihadapan sejumlah camat dan anggota DPRD Karawang, Yayan mengaku petani sudah pasrah, lantaran sampai 4 kali tebar benih padi namun gagal. Akhirnya, sampai saat ini petani membiarkan begitu saja sawahnya tergenang.
Ia bersama kades lainnya, sudah berupaya secara swadaya membendung air dengan membuat tanggul di empat titik, hanya saja jika hujan besar di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dan wilayah Kecamatan Klari, masyarakat Cilamaya cemas. Disisi lain, warga berharap agar pemerintah segera membuat tanggul permanen dan normalisasi kali Cilamaya. "Bagaimana kami tidak cemas, hujan deras di desa kami tak masalah, tapi kalau sudah luapan banjir kiriman dari Kalen Tasrif, Kalen Bawah dan Kali Cilamaya sudah membuat warga was-was," katanya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Desa Pulojaya, Soleh, setiap tahun desanya yang berbatasan langsung dengan Desa Kiara, Kecamatan Cilamaya Kulon selalu dilanda banjir. Pemicunya saluran di Desa Kiara yang menyempit menjadi biang banjir terjadi setiap tahun. Ia berharap, agar normalisasi, pengerukan maupun penahan tanggul bisa diprioritaskan untuk mencegah banjir terulang lebih besar. "Banjir setiap tahun tolong lah normalisasinya diprioritaskan, karena banyak saluran yang menyempit," ujarnya.
Sementara itu, Kades Lemahkarya, H Rohanta Dian Permana atau yang akrab disapa Lurah Kobok, desa ingin membantu pemkab untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hanya persoalannya, bagaimana mungkin bisa memuluskannya jika pendapatan dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mandek terus akibat sawah yang selalu tergenang. "Saya berharap, Kali Cibulan-bulan dan Ciderewek, segera normalkan,  agar desa bisa menyumbang PAD lebih besar," pungkasnya. (rud)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar