English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Senin, 10 Maret 2014

Pemprov Jabar Siap Tambah Alat Cuci Darah RSUD

KOTABARU,RAKA- Persoalan yang dikeluhkan warga Desa Wancimekar, terkait pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang mengenai minimnya alat cuci darah mendapat tanggapan dari anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Deden Darmansyah, yang menyebutkan bahwa sudah ada solusi kongkret untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dipastikan mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk menambah peralatan dan membangun gedung baru khusus melayani pasien cuci darah.
Deden Darmansyah mengatakan, paska mencuatnya keluhan pasien cuci darah yang terpaksa mengantri karena minimnya mesin pencuci darah di RSUD, pria asal Cikampek Selatan itu tegas menyebut bahwa dirinya langsung menemui Direktur RSUD, dr Wuwuh. �Kemarin itu ada 75 pasien cuci darah yang mengantri untuk melakukan cuci darah seminggu 2 kali. Kalau mereka suruh ngantri, itu sama saja menyuruh mereka menunggu kematian. Sebab, pasien cuci darah itu tidak boleh telat. Makanya saya langsung menghadap Dirut untuk memperbincangkan permasalahan ini. Ternyata diketahui bahwa RSUD sendiri hingga saat ini mesin pencuci darahnya masih sangat minim,� katanya.
Saat ini, RSUD baru memiliki 17 mesin pencuci darah yang bekerja selama 2 shift. Masing-masing mesin, bisa melayani 2 pasien. Keterbatasan mesin pencuci darah itu sendiri, menurut Deden bisa dimaklumi, sebab harga 1 unit mesin pencuci darah memang mahal. �1 mesin pencuci darah itu harganya Rp 1,2 miliar rupiah,� singkat Deden. Sehingga, ia pun memahami bahwa pasien yang kemarin ditolak RSUD itu bukan karena enggan melayani, sebab mesin pencuci darahnya sendiri memang sudah sangat minim.
Oleh karena itu, ia lantas membahas solusi kongkret untuk keluar dari permasalahan itu. Pemerintah provinsi dipastikan bakal menyuntik dana untuk menambah mesin-mesin pencuci darah di RSUD. Sebanyak 33 mesin bakal dikerahkan untuk memperkuat pelayanan di RSUD. �Nanti sistemnya dengan Kerjasama Operasional (KSO) mirip seperti rental tapi dengan mekanisme bagi hasil. Tak hanya penambahan mesin saja, pemerintah provinsi juga bakal membangun ruangan khusus pasien cuci darah yang bakal menampung 100 pasien. Diharapkan, nanti gedung itu bakal diresmikan bersamaan dengan gedung pelayanan kelas III yang kini sedang dibangun juga dari APBD Provinsi,� tutupnya.
Disinggung mengenai posting anggaran serta waktu pengerjaan gedung dan penambahan alat pencuci darah itu, Deden memperkirakan setidaknya bakal menghabiskan anggaran Rp 50 miliar serta akan diambil dari APBD Perubahan 2014 atau paling lambat dalam APBD Murni 2015 nanti. (fah)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar