"Tidak perlu terlalu terburu-buru. Kita butuh hasil kajian lebih mendalam. Karena regulasi yang harus kita siapkan adalah bagaimana keberadaan pelabuhan maupun bandara di Karawang punya efek positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Apalagi Karawang sebagai daerah lumbung pangan di tengah penduduknya yang majemuk. Kondisi ini perlu dicermati supaya tidak mengganggu sektor lain,� ungkap Hatta Rajasa saat bertandang ke Karawang, menghadiri acara festival kuliner nusantara dan pemecahan rekor Museum Rekor Republik Indonesia (MURI) di lapang Karangpawitan, Sabtu (1/3) lalu.
Dikemukakan dia, dalam master plan percepatan pembangunan perekonomian RI, Karawang menempati koridor strategis. Oleh karena itu, Hatta akui, kemajuan Karawang merupakan kemajuan untuk RI. Di mana laju pertumbuhan penduduk di daerah ini rata-rata mencapai 3 persen per tahun, sebagian besarnya telah mengikuti pola perekonomian di ibukota Jakarta. Hal ini pula sulit dipungkiri Hatta, Karawang sebagai daerah pertanian kini sudah merambah industrialisasi dengan nilai investasi berskala internasional. Apalagi sebagai daerah yang letak geografisnya termasuk terdekat dengan pusat pemerintahan RI, menurutnya pula, kemajuan Karawang turut mempengaruhi keadaan negara. "Mengenai rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya yang besarnya melebihi keberadaan pelabuhan Tanjungpriok, kami dari pemerintah pusat meminta Pemprov Jawa Barat maupun Pemkab Karawang menata tata ruangnya dengan baik, sesuai kebutuhan. Target kita, pelabuhan Cilamaya sudah bisa beroperasi tahun 2020 untuk menopang industrialisasi yang tetap terintegrasi dengan sektor pertanian. Pada kurun waktu bersamaan pula, kita butuh bandara berskala internasional sebagai perluasan Bandara Soekarno-Hatta yang sudah overload (kelebihan daya tampung). Kalaupun di Jawa Barat sedang disiapkan bandara Kertajati, tapi itu hanya buat kebutuhan penerbangan domestik," tandas Hatta.
Keseriusan pemerintah pusat dalam membangun Karawang sebagai wilayah perluasan pengembangan perekonomian RI, Hatta kemukakan lagi, bahwa di daerah yang dikenal sebagai cikal bakal lahirnya proklamasi kemerdekaan republik ini akan dibangun pula infrastruktur penunjang. Mulai dari penambahan jalur tol di luar yang ada sekarang sampai rencana membuat rel kereta api cepat. Dan dipastikan pula, seiring perubahan tata ruang nasional peruntukan area bandara, tata ruang Karawang bisa turut dikembangkan sesuai kebutuhan pengembangan tata kota tanpa perlu merusak lahan pangan berkelanjutan. "Tata ruang kotanya harus dipersiapkan Pemkab Karawang," serunya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bepeda) Karawang, Samsuri, turut menjelaskan, khusus terkait rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya dipastikannya pemerintah daerah butuh daya dukung maupun daya tampung dari keberadaan pelabuhan tersebut. Tegasnya, tidak mungkin area pelabuhan disekat dengan lingkungan warga sekitar. Artinya, tanpa dimintapun desa-desa terdekat dengan pelabuhan harus turut merasakan imbas positif dari berbagai kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya. "Apalagi JICA sebagai konsultan pembangunan pelabuhan Cilamaya telah merencanakan membangun jalan arteri di sepanjang pantai utara mulai dari Cilamaya sampai Tanjungpriok. Dapat dipastikan di sepanjang jalan itu akan tumbuh pemukiman, area bisnis, jasa, hingga perdagangan," ucapnya. (vins)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar