Drs H Ujang Sahro Widodo MPd, Kepala SMP PGRI Pangkalan, mengatakan, marching band dapat menyalurkan hobi dan bakat peserta didik. "Maka di tahun 1997 lalu, kami berupaya membeli peralatan tersebut. Hingga saat ini peserta didik di tiap angkatannya dapat mengikuti kegiatan dan terus berlatih," katanya pada RAKA, belum lama ini.
Bahkan menurut H Ujang, kini yang meneruskan tanggung jawab kegiatan marching band tersebut, sudah dikelola oleh alumnus SMP PGRI Pangkalan yang dulunya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler marching band. Dia berharap, kegiatan tersebut merupakan ajang pendewasaan dan tanggung jawab dari setiap siswa yang mengikutinya. "Sebab pada hakekatnya, peserta didik itu bukan hanya akan dididik untuk berlatih marching band saja. Akan tetapi tetap selaku siswa mempunyai kewajiban pokoknya adalah belajar, hingga siapapun siswanya yang mengikuti kegiatan ekstrakurlikuler belajarnya harus menjadi lebih giat lagi dibanding siswa lain," tegasnya.
Ace Wahyudin (22), pelatih Marching Band Gita Buana SMP PGRI Pangkalan, menjelaskan, kegiatan melatih di sekolah asal bukan hanya merupakan karena hobi saja, akan tetapi merupakan rasa tanggung jawab dan memiliki terhadap sekolah. "Karena pada dasarnya yang telah mendewasakan saya salah satunya adalah pihak sekolah. Hingga wajar ketika setelah keluar dan menggeluti bidang yang telah dipelajari di bangku sekolah dulu, kembali mengabdi," terangnya.
Bahkan menurutnya, dalam kesempatan tersebut bukan hanya mengabdi, akan tetapi senantiasa dapat sekligus mengasah keterampilan dengan berbagai metode, yang dilanjutkan dengan aplikasi. Dengan demikian menurut Ace, rasa tanggung jawab melatih bukan sekadar bekerja, karena mempunyai ikatan emosional yang sudah terjalin sejak lama. (ark)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar