English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Rabu, 26 Februari 2014

Diabaikan Pemerintah, Pengungsi Dengklok Banyak yang Sakit dan Stres

Banjir yang datang kali ini lebih parah dibanding banjir Januari lalu. Namun pihak respon pemerintah tidak cepat tanggap, terutama dalam hal bantuan.
Sikap acuh pemerintah ini dikeluhkan pengungsi yang mengaku hingga hari keempat bnjir belum juga tersentuh bantuan. Selain dianggap sudah tidak menarik, mungkin banjir kali ini dianggap kecil bahkan tidak ada lagi.
Pantauan RAKA di Rengasdengklok, banjir kali ini memang lebih besar dan juga lebih tinggi volume airnya. Hanya dengan hujan lebat seharian, ratsuan rumah yang ada di Dusun Kalijaya 1 dan 2 terendam sampai 60 cm. Karena tidak ada bantuan dan juga upaya pemerintah, kini jumlah pengungsi yang sakit terus bertambah.
Bewok, warga Kalijaya 2 pada RAKA mengungkapkan, banjir kali ini lebih tidak siap dihadapi warga. Karena selain kondisi warga sudah capek selama satu bulan terkepung banjir dan terpaksa menginap di pengungsian, banjir yang datang lagi juga diluar dugaan.
"Warga sudag melakukan bersih- bersih rumah dan baru ditinggali selama satu mingguan, kemudian banjir datang lagi dengan air yang lebih besar sampai sekarang. Tenda pengungsian pun didirikan lagi. "Warga sudah lemas dan capek, karena banjir yang datang membuat mereka harus mengungsi lagi. Kondisi pengungsi sudah stres dan aral,"keluhnya pada RAKA.
Ditambahkan dia, kondisi ini diperparah dengan minimnya perhatian pemerintah atas derita kedua ini. Banyak warga yang jatuh sakit di pengungsian tapi pihak medis juga tidak ada.
Di tempat yang sama, Isah salah seorang pengungsi mengatakan, ia dan keluarganya sudah sangat menderita dan beban hidupnya makin berat. "Rumah kami sudah rusak parah. anjir susulan ini sudah membuat nasib kita berat dan mungkin untuk bangkit membutuhkan mental yang kuat. Jika mau jujur, stres sudah di depan mata,karena bagaimana tidak, kita sudah capek kebanjiran selama satu bulan dan tiba- tiba sudah pulang ke rumah tapi sekarang harus mengungsi lagi dengan tidak adanya perhatian dari yang lain," keluhnya. (dri)




Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar