Seperti diakui Andi mandor salah satu Pabrik Genteng di Desa Citeko, produksi genteng yang biasanya mencapai sepuluh ribu per hari sejak hujan mengguyur Plered sepekan terakhir turun drastis. �Kita susah menjemur gentengnya, jadi sangat susah untuk mengejar target dari biasanya," kata Andi, kemarin (26/2) siang.
Dikatakan Andi, kondisi seperti itu mulai dirasakan sejak dimulainya musim penghujan, sekitar bulan Desember 2013 lalu. Alhasil, saat ini pihaknya merasa kebingungan melayani pesanan dari konsumen.
"Pesanannyakan selalu ada, tapi stok genteng di pabrik kita udah habis. Makanya sekarang kita bingung," keluhnya.
Dia menambahkan, kendala akibat meningkatnya curah hujan juga berdampak pada bahan untuk membakar genteng. Sehingga, ia pun kesulitan dan belum menemukan solusinya. "Tidak cuma susah buat menjemur tetapi kayu bakar untuk membakar gentengnya juga basah. Jadi bingung kita juga," jelasnya.
Dia mengutarakan, meskipun keadaan cukup rumit. Tapi, pekerja di pabrik yang ia besarkan terus dipekerjakan. Dan mencari waktu yang tepat untuk meningkatkan produksi. "Kalau cuaca agak cerah kita paksakan jemur, tapi kalau hujannya turun terus ya mau gimana lagi, kita tunda pekerjaan," pungkasnya. (awk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar