Kaum perempuan di Karawang diingatkan agar mewaspadai ancaman penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Peringatan ini diisaratkan Dinas Kesehatan terkait Hari Kanker Wanita sedunia.
Dinas Kesehatan mencanangkan empat kegiatan terkait itu, yakni penyuluhan kanker kepada masyarakat oleh semua puskesmas sejak tanggal 5 hingga 10 Februari. Penyuluhan kanker wanita ke delapan sekolah setingkat SMA oleh tim Dinas Kesehatan. Dan untuk tanggal 6 Februari digelar seminar kanker wanita sekaligus pemeriksaan IVA di Dinas Kesehatan. "Kita gelar empat kegiatan dalam memperingati hari kanker sedunia," ucap Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Sri Sugihartati, kepada RAKA, Rabu (5/2).
Sosialisasi kanker wanita yang sudah dijalankan Dinas Kesehatan di sekolah diikuti oleh siswi dan guru. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada remaja muda agar dapat mengetahui sejak dini soal kanker payudara dan kanker leher rahim. "Kita bisa mencegahnya dan mengetahui sejak dini, makanya kita lakukan kegiatan ini," ujar Sri.
Fakta mengejutkan menyebutkan hasil dari kegiatan pemeriksaan IVA di puskesmas, ternyata perempuan usia muda cukup banyak terindikasi mengidap kanker leher rahim. "Cukup banyak, kita deteksi di puskesmas ternyata ada hasil yang menjurus kanker leher rahim, padahal usianya baru 30 tahun," akunya.
Dalam serangkaian kegiatan ini, Sri lebih menitikberatkan kaum muda untuk diberikan pengetahuan dan pemahaman soal kanker yang menyerang wanita ini. Maka tak heran jika dalam serangkaian kegiatan ini, dia membuka pemeriksaan IVA setelah kegiatan seminar esok hari. "Yang muda ini kita diharapkan dapat antisipasi, dan salah satunya dengan diberikan pemahaman dan melakukan pemeriksaan," tuturnya.
Kanker leher rahim atau kanker serviks lebih dari 90 persen disebabkan oleh virus human papilloma virus (HPV). Sebagian besar virus ini tertular akibat hubungan seksual. "Kanker leher rahim itu sebagian besar karena virus HPV, karena hubungan seksual, hanya tertular hubungan seksual, itu biasanya gonta ganti pasangan," beber Sri.
Selain kanker leher rahim, perempuan juga rentan terkena kanker payudara. Sri membeberkan penyebab seseorang terkena kanker payudara itu adanya faktor genetik, dan juga bisa karena pengaruh makanan. "Kanker payudara itu kelebihan hormon estrogen, dan bisa juga karena genetik atau keturunan. Bahkan makanan juga bisa, makanan cepat saji, selain itu orang yang tidak menyusui itu juga faktor resiko. Orang tidak punya anak juga. Semua itu resiko terkena kanker payudara," jelasnya.
Biasanya, penderita kanker payudara mengalami gejala seperti adanya benjolan yang tidak hilang atau permanen, biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh. Namun kanker ini dapat disembuhkan jika sudah diketahui sejak dini, dan diberikan penanganan kesehatan. "Untuk kanker payudara, jika terdeteksi lebih dini bisa disembuhkan," timpalnya.
Adanya serangkaian kegiatan sosialisasi tentang kanker, untuk menghapus mitos yang saat ini beredar. Mitos yang beredar saat ini 'tidak ada tanda-tanda ataupun gejala', 'tidak ada yang dapat kulakukan mengenai kanker', 'saya tidak berhak mendapatkan penanganan'. Mitos itu, dikatakan Sri merupakan persepsi yang salah, yang harus dihapus. "Kita juga bertujuan untuk menghilangkan mitos, makanya kita gencar sosialisasi dan melakukan pendeteksi dini," tandasnya. (vid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar