English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Senin, 10 Februari 2014

Pedagang Selby Swadaya Bersihkan Got

SEJUMLAH pengusaha dan pedagang kelontong di Pertokoan Selby Plaza, Rengasdengklok mengeluhkan masalah lingkungan pasar yang sering tergenang air setelah diguyur hujan. Tiga tahun yang lalu, Paguyuban Pedagang Selby Plaza secara swadaya melakukan pembersihan drainase dengan mengangkat sampah dan lumpur yang ada sepanjang drainase di pertokoan tersebut. Drainase sepanjang 300 meter yang saat ini baru setengahnya dikerjakan. Dan kali ini,Paguyuban Shelby Plaza melakukan swadaya untuk mengangkat sampah dan lumpur, karena peran Dinas Bina Marga Pengairan tidak pernah ada.
Yanto Silvia (45) salah seorang pedagang di kawasan tersebut menyebutkan, genangan air yang timbul sesudah hujan biasanya baru surut tiga hari ke depan. Selain plaza yang perlu dihidupkan kembali, lingkungan di kawasan tersebut juga membutuhkan perawatan yang serius.
�Seperti got, tempat pembuangan sampah dan lampu penerangan perlu dinormalkan kembali. Sekarang ini Selby Plaza selalu tergenang akibat hujan karena saluran pembuang air tidak berfungsi normal,� katanya.
Menurut dia, kalangan pedagang, pengusaha dan masyarakat di sekitar Selby Plaza telah berinisiatif untuk menganggkat sampah-sampah yang mengendap di beberapa titik saluran. Namun diakuinya, pekerjaan swadaya tersebut hanya sedikit solusi untuk mensiasati dampak negatif akibat lingkungan kurang perawatan. �Genangan air bisa menimbulkan masalah sosial bagi warga setempat. Selain mengggangu transaksi jual beli di kawasan pertokoan, jika dibiarkan begitu saja lama-lama pasti membawa wabah penyakit,� terangnya.
Berdasarkan pantauan RAKA, tidak normalnya fungsi saluran air pembuang bukan hanya terjadi di Desa Rengasdengklok Utara, namun terlihat di sisi jalan raya Rengasdengklok RT 30 Dusun Warudoyong. Padahal, kawasan tersebut merupakan wilayah yang rawan terserang wabah DBD. Selain banjir, karena salurannya mampet dan tidak mengalir.
Diketahui, hal ini telah diusulkan ke dinas terkait, tapi hingga kini realisasinya belum ada. Bahkan untuk pengangkatan sampah dan lumpur, akhirnya harus kembali masyarakat yang turun. Karena sejak tiga tahun yang lalu, masyarakat mengangkat sampah dan lumpur yang ada di saluran yang ada. Pihak pemerintah seolah diam saja, yang pada akhirnya saat ini kembali kita turun lagi.
"Harusnya peran pembersihan drainase itu tanggungjawab pemerintah.Karna jelas, untuk biaya perawatan pasti ada tiap tahunnya. Tapi buktinya untuk kedua kalinya swadaya masyarakat kembali turun membersihkan drainase yang ada,"jelasnya.
Sebelumnya, hampir semua saluran air yang ada tidak berfungsi karena belum ada pembersihan bertahun-tahun. Kodisinya tersumbat sampah mampetnya saluran air itu pun terjadi akibat endapan lumpur. �Di RT 30, semua saluran airnya mampet, kalau hujan otomatis banjir sebetis orang dewasa,� ujar warga bernama Didin.
Sementara itu, jalan di dalam Pasar Dengklok yang talah dicor tahun 2006 lalu tidak dibarengi pembangunan saluran air. Saluran air yang seharusnya ada di kedua sisi jalan tersebut, kini tidak ada, tertutup papan-papan bahkan sengaja dipermanenkan dengan semen oleh para PKL. Akibatnya, jika hujan turun airnya mengalir ke pemukiman setempat dan membuat banjir hingga betis orang dewasa. �Tak hanya itu saja, genangan banjir ini pun membawa sampah dan kotoran yang menjadikan saluran air mampet.� jelasnya.
Pada saat memantau kondisi tersebut, pihaknya Bina Marga dan Pengairan hanya berjanji akan melanjutkan keluhan pengusaha Selby Plaza dan warga tersebut pada atasannya. Karena jelas pihak desa dan warga tidak bisa menangani sendiri, harus ada kerjasama dengan Bina Marga. (dri)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar