PURWAKARTA,RAKA- Sebanyak 440 calon anggota legilslatif (caleg) yang bertarung pada Pileg 2014 terancam mengalami stres, bahkan gila. Ini menyusul terbatasnya kuota kursi yang tersedia.
Diketahui, jumlah caleg DPRD Purwakarta saat ini sebanyak 485 orang. Sementara jumlah kuota kursi di DPRD hanya 45 orang. Itu artinya, 440 orang lainnya dipastikan kalah dalam pertempuran politik lima tahunan ini. Jika tidak berusaha legowo sejak dini, tak menutup kemungkinan, mereka akan mengalami gangguan kejiwaan dari mulai stres, hingga gila. "Caleg harus siap menang dan siap kalah. Kalau tidak, stres dan gila bisa jadi resikonya," ucap Ketua Parlianment Watch Indonesia (PARWI) Purwakarta, Eka Prabu, Minggu (9/2).
Menurut dia, terdapat beberapa alasan mengapa caleg kalah berpotensi mengalami gangguan kejiwaan. Pertama, jumlah biaya yang dikeluarkan masing-masing caleg cukup besar. Terlebih untuk biaya kampanye. Akibatnya, tak sedikit caleg yang akhirnya terpaksa berhutang atau bahkan menjual barang-barang berharga miliknya demi mewujudkan mimpi politiknya itu. Termasuk nekad berhutang ke rentenir. "Kalau dana ini diperoleh hasil pinjaman, atau jual barang. Dipastikan jadi persoalan di kemudian hari. Apalagi kalau yang dijualnya itu adalah rumah yang selama ini mereka tempati," urai Eka.
Kedua, lanjut dia, banyak caleg yang orientasi pencalonannya bukan didasarkan pada semangat melayani rakyat. Melainkan lebih pada gengsi politik. Ingin menunjukan bahwa dirinya laku di masyarakat. Jika kalah, tipe caleg seperti ini juga diyakini akan memiliki beban psikologis lebih besar. Resiko stres dan gila, bisa saja menghinggapi begitu mengetahui namanya tidak banyak dipilih rakyat. "Termasuk caleg yang motivasi pencalonannya karena khawatir tidak punya lagi posisi di masyarakat. Terutama caleg yang berasal dari eks pejabat. Baik pejabat pemerintah maupun parpol," ujar Eka.
Atas hal ini, PARWI menyarankan para caleg agar mulai mereset ulang motivasi mereka dalam pencalonan. Nyaleg harus karena tujuan mengabdi kepada masyarakat. Tidak yang lain. Demikian halnya dalam urusan anggaran. Caleg agar menggunakan dana semampunya. Tidak memaksakan apalagi sampai berhutang. "Ikhtiar, tawakal, dan ikhlas. Artinya, berjuang, berdoa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah dengan ikhlas. Ini obat ampuh melawan stres," saran Eka.
Ketua KPU Purwakarta, Deni Ahmad Haidar, membenarkan jumlah kuota kursi di DPRD Purwakarta hanya 45 orang. Sedangkan jumlah caleg sebanyak 485 orang. Jumlah kuota ini didasarkan pada jumlah penduduk Purwakarta yang masih dibawah 1 juta jiwa. "Belum berubah, kuota kursi DPRD masih seperti periode sebelumnya, 45 kursi," ungkap Deni.
Ikhwal potensi stres yang dialami caleg kalah, Deni tak menampik. Paling tidak, stres karena mereka telah memaksimalkan konsentrasinya untuk kegiatan kampanye yang cukup panjang. Belum lagi urusan dana kampanye dan yang lainnya. "Tapi ini dikembalilkan lagi ke masing-masing individu caleg. Termasuk parpol dalam melakukan pembinaan," ujar Deni.
Ketua Panwaslu Kabupaten Purwakarta, Didin Syafrudin mengklaim, pengawasan pemilu dilakukan selain untuk menjaga integritas pemilu, juga untuk menghindarkan caleg dari ancaman stres. Jika masing-masing caleg sudah bisa mengikuti aturan pemilu secara utuh, ancaman stres dipastikan lebih kecil. paling tidak, hindari money politic. "Dengan tidak melakukan money politic, cost politik caleg jadi lebih kecil. Hal ini berimbas pada tingkat stres mereka yang juga ikut mengecil," tandas Didin. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar