English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kamis, 20 Februari 2014

Bau Busuk Sampah Teror Warga

DENGKLOK, RAKA-  Para pedagang pasar,  ojek sepeda motor,  petugas parkir dan warga dari beragam profesi mengeluhkan bau tak sedap ketika melintas di sepanjang Jalan Proklamasi Rengasdengklok. Tepatnya antara kawasan perkantoran dan pertokoan yang berhadapan dengan pasar.
Tak terkecuali, bau tak sedap yang tercium begitu menyegat itu membuat warga luar maupun pengguna jalan yang hilir mudik tidak nyaman. "Bau menyengat itu berasal dari tumpukan sampah pasar yang membusuk tidak terangkut. Aroma tak sedap yang tercium muncul dikarenakan air hujan yang mengguyur wilayah Dengklok," ujar seorang tukang ojek bernama Adang.
Disebutkan Adang,  sebanyak tiga titik di sepanjang Jalan Proklamasi diyakini menjadi penyebab bau busuk yang telah memunculkan aroma tak sedap. Pasalnya, di ketiga titik bahu jalan itu terdapat sisa barang dagangan para pedagang pasar yang berhadapan dengan kantor bekas Kecamatan Rengasdengklok .
"Kebanyakan sisa dagangan pedagang sayuran atau buah buahan yang sudah basi, karena tidak laku terjual. Karena itu, biarpun respon petugas kebersihan dan angkutan sampah telah berusaha maksimal, sisa sampah yang tidak terangkut akan membawa bau tak sedap bila tersiram air hujan tadi sore," ungkapnya.
Salah seorang pengendara yang melintas Suhartono mengatakan keluhan serupa. Sebagai pengguna jalan menilai keluhan masyarakat terkait bau aroma tak sedap itu merupakan ancaman besar bagi warga dari segi kesehatan. "Bupati mengajak supaya 'hidup cinta sehat'. Katanya dengan hidup sehat niscaya akan terlahir kesejahteraan yang hakiki bagi warganya. Tapi dengan persoalan seperti ini, sulit bagi warga untuk mencintai hidup sehat yang sedang digalakan itu," ungkap Suhartono warga lainnya.
Perubahan cuaca memang telah mendorong para petugas angkutan sampah Pasar Dengklok ikut angkat bicara, sekaligus meminta para pedagang setempat tidak sembarangan menempatkan sampah berjenis sayuran (organik). Sebelum tiba jadwal petugas angkutan sampah menuju lokasi penempatan ssementara, para pedagang diajak lebih disiplin lagi untuk menempatkan sampah sisa berjualan saat musim hujan. "Siklus sampah memang dipengaruhi perubahan cuaca. Karena itu kita sosialisasikan lebih dulu agar bisa dipahami dan diikuti semua pedagang," jelas salah seorang petugas angkutan sampah UPTD Ciptakarya Rengasdengklok bernama Apih.
Ditambahkan dia, ketika musim kemarau, sampah di Pasar Rengasdengklok terutama jenis sayuran belum seberapa banyak bila dibandingkan dengan jumlah sampah di musim hujan. "Ketika musim hujan sudah tiba, siklus sampah jenis sayuran bisa lebih membludak ketimbang musim kemarau. Selain imbauan bagi pedagang sayuran, umumnya agar bisa diikuti pedagang lainnya di bawah naungan UPTD Pasar," jelasnya.
Dijelaskan, perlu ditegaskan tentang perubahan cuaca dan perubahan siklus sampah, terutama untuk jenis sampah sayuran. Dengan harapan, pedagang tidak sembarangan menempatkan, sehingga berceceran ke jalanan. Bagi pedagang, petugas angkutan sampah Pasar Tradisional Rengadengklok telah menyediakan tempat sebagai lokasi pembuangan sampah sementara sebelum diangkut.
"Kita juga telah meminta kerjasama kepala pasar agar ikut mensosialisasikan kedisplinan para pedagang memasuki musim hujan tahun ini. Agar tidak membuang ke sembarang tempat, kepala pasar diminta menyediakan tempat yang mampu mengcover jumlah kebutuhan," jelasnya.
Keadaan demikian terjadi bukan hanya semakin bertambahnya volume sampah yang diproduksi dalam sehari tetapi juga ketidakmampuan Dinas Cipta Karya untuk mengangkut semua sampah yang diproduksi tersebut. Selain sampah rumah tangga yang paling banyak diproduksi adalah sampah pasar.
Warga Krajan Rengasdengklok bernama Enny Suhanta pada RAKA mengakui, masalah sampah sebenarnya sudah sangat mengganggu. Bagaimana tidak, hampir setiap ada lahan kosong, menjadi korban pembuangan sampah oleh warga yang tidak peduli kebersihan. �Kita bisa lihat di Rengasdengklok kota, pembuangan sampah bisa dibilang semakin banyak saja. Bahkan menyebar hingga sepanjang jalan. Parahnya lagi sampah-sampah itu ternyata juga menebarkan bau busuk," ungkapnya.
Enny menambahkan, dirinya sebagai warga Rengasdengklok, selain meminta warga untuk tertib sampah, juga keseriusan Dinas Ciptakarya Rengasdengklok untuk berpikir keras mengatasi sampah yang ada saat ini. "Jika musim hujan, sudah tidak ada lagi kebersihan di kota Rengasdengklok semuanya terlihat sampah berserakan diman-mana,� ungkap Enny pada RAKA. (dri)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar