English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jumat, 28 Februari 2014

Jatisari-Cikampek Dua Jam

- Kemacetan Pantura Makin Parah
- Tak Ada Angkot, Pelajar Terpaksa Jalan Kaki

JATISARI,RAKA- Kondisi arus lalu-lintas menuju Jatisari-Cikampek yang selalu menjadi langganan macet terus dikeluhkan para supir angkot. Selain mengganggu aktivitas warga, keadaan ini pun membuat mereka merugi karena terjebak macet berkilo-kilo meter jauhnya. Mereka terpaksa enggan mengangkut penumpang karena merasa rugi jika terjebak kemacetan. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan moda transportasi.
Dewi, siswa kelas VII SMP 1 Jatisari, terpaksa pulang pergi dengan berjalan kaki karena tidak ada angkot yang mengangkut penumpang saat kemacetan terjadi. "Tadi macet total di dua jalur, dari arah Cikampek-Jatisari begitupula sebaliknya. Saya terpaksa pulang pergi ke sekolahan dengan berjalan kaki dari rumah," kata wanita yang tinggal di Desa Balonggandu itu. Siswi tersebut harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer.
Bahkan menurut Dewi, kondisinya bisa dibilang lebih baik. Sebab, ada beberapa siswa yang terpaksa berjalan kaki lebih jauh. "Teman saya yang rumahnya di Simpang, Jomin bahkan jalan kaki menuju sekolahan. Dia baru tiba di sekolah waktu kita lagi. istirahat," sambungnya mengisahkan.
Komar, supir angkot yang biasa mangkal di depan SMP 1 Jatisari pun mengaku pusing 7 keliling. Ia mengaku tekor kalau harus memaksakan diri saat kemacetan mengular panjang. "Bayangkan saja, macetnya dari Cikalong sampai Simpang Jomin. Macetnya dua arah. Kalau macet arah Cikampek karena jembatan Simpang yang rusak, kalau yang menuju ke Cikalong, jembatannya lagi diperbaiki. Makanya saya memilih diam aja didepan sekolah, enggak narik," pasrahnya.
Karena, jika dipaksakan, keuntungan yang didapat tak sebanding dengan biaya bahan bakar yang ia keluarkan. "Karena kalau macet gitu, walaupun posisi mobil berhenti, bensin tetap aja ngalir, sekarang biasanya Jatisari-Cikampek cuma 10-15 menit, sekarang bisa 1-2 jam. Terus terang saja kita tekor," keluh pria itu.
Ia baru berani berjalan jika kondisi lalu-lintas tak terlalu padat. Sebab, ada kalanya petugas memberlakukan buka tutup jalur dari Kopo dialihkan ke Pasar Cikampek. "Kalau dibuang ke pasar plaza, baru macetnya gak terlalu parah, paling cuma sampai PO Warga Baru aja," kata dia.
Sementara itu, Agus Tirta, mantan penanggung jawab Jalan Nasional ruas Pamanukan-Cikampek Dinas Bina Marga Provinsi menjelaskan, kemacetan yang terjadi di Jatisari-Cikampek akibat penyempitan jembatan. "Bukan karena jalan rusak, itu karena jembatannya sempit, yang mau masuknya banyak. Jadi saling salip-menyalip kemudian menumpuk akhirnya macet," jelasnya.
Satu-satunya solusi ialah dengan memperlebar atau membuat jembatan tambahan di Simpang Jomin. "Kalau itu silahkan tanyanya ke Bina Marga Kabupaten, ada enggak mereka rencana untuk membuat jembatan baru di Simpang. Sebab, selama ini itulah yang menjadi penyebab utama kemacetan panjang mengular hingga Cikalong," tutupnya.(fah)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar