Yusuf Nurwenda, Koordinator Tim Peduli Lingkungan Ciparage Green, mengecam ketidakpedulian kawasan industri di Indotaisae, Bestland dan Astra Honda Motor tatkala tak memiliki kolam penampungan air. "Hal inilah yang kemudian, limpasan air menjadi semakin besar menggenang rumah-rumah warga yang posisinya lebih rendah, seperti di Perum BMI dan Desa Dawuan Tengah. Kami mendesak agar mereka memperhatikan lingkungan, agar tidak menimbulkan petaka tatkala musim hujan seperti ini," tukasnya.
Tak hanya soal keberadaan kolam penampungan, pria yang akrab disapa Uus itu pun mengungkit rusaknya daerah serap air dihulu akibat praktek penebangan pohon sembarangan. "Lingkungan di hulu harus dijaga. Karena berfungsi sebagai penahan utama saat hujan deras. Kalau daerah resapan airnya rusak, otomatis air tidak terserap tanah dan langsung turun ke sungai," sambungnya.
Sementara itu, menurut Abiradityo, Humas PT Pupuk Kujang Cikampek mengungkapkan, bahwa kendati perusahaannya memperhatikan pentingnya kolam penampungan, tetap saja dalam kondisi tertentu, 8 kolam penampungan yang dimiliki selalu meluap dan limpas. "Kami punya 8 kolam dengan diameter 20 meter dan kedalam 4 meter. Dalam keadaan intensitas air sungai tinggi, 8 kolam itu bisa meluap. Bahkan ditahun 2013 sudah 2 kali meluap dan ditahun 2014 ini sudah 1 kali meluap. Keberadaan kolam-kolam itu merupakan bentuk kepedulian kami untuk menjaga lingkungan dan mencegah banjir," tegas pria muda itu. (fah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar