Berdasarkan informasi yang diterima RAKA, kepala sekolah itu menjadi ketakutan karena tekanan Kepala UPTD yang dinilai arogan. �Saya mendengar informasi kalau kepsek yang didatangi RAKAlangsung dipanggil dan dimarahi. Padahal kapasitas kepsek tersebut hanya menerima dan menjawab sepengtahuan dirinya. Hal itu jelas merupakan arogansi Kepala UPTD seolah tidak mau dikritik. Inikan jaman keterbukaan, yang ditunjukan prestasi dan kinerja bukan seperti kerajaan yang tidak boleh ada demokrasi,� ungkap Udin, warga Batujaya.
Saat ditanyai terkait apanya, ia mengatakan kalau yang dipermasalahkan Kepala UPTD karena menerima wartawan RAKA. Dengan kejadian seperti ini akhirnya para kepsek bekerja dalam tekanan Kepala UPTD PAUD dan SD Batujaya. �Ini sudah tidak nyaman dan pihak Disdikpora Karawang harus turun langsung ke lapangan. Karena jelas, apa yang terjadi sudah tidak kondusif. Jika memang pihak atas mau turun, banyak kasus yang juga terjadi di bawah yang melibtakan keharmonisan Kepala UPTD dan kepsek serta lingkungan pendidik di Batujaya,�saranya.
Ditambahkan dia, selain kepemimpinan yang arogan, tidak sedikit guru atau kepsek yang dimusuhi Kepala UPTD tersebut. Bahkan yang menjadi kontroversi terbaru, penilaian Kepala Sekolah SD Kuta Ampel 2. Dimana sudah menjadi rahasia umum, kalau adanya unsur ketidaktertiban di UPTD Batujaya.
�Masa untuk tingkat penilaian kinerja kepsek yang sudah bekerja empat tahunan dan bisa dipilih kembali jika nilainya baik. Tapi apa yang terjadi, justru malah ada kekisruhan terkait kontroversi nilai yang menimpa dalam penilaian, tapi tidak sesuai di lapangan. Dan hal ini sudah diketahui Dinas Pendidikan, tapi memang tidak terungkap. Hingga akhirnya malah seperti perang dingin antara pendidik di lingkungan Batujaya dan pihak UPTD. Jika ini telat ditangani dinas terkait, maka akan menjadi hambatan keharmonisan di UPTD Batujaya,�jelasnya. (dri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar