English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Rabu, 19 Februari 2014

Jembatan Kutalanggeung Dibiarkan Putus Sejak Tahun 2008

TEGALWARU, RAKA - Jembatan penghubung Kampung Kopi dengan Kampung Cinaga, Desa Kutalanggeung, yang merupakan satu-satunya akses antar kampung belum juga dibangun. Padahal sebelumnya, sempat tersiar kabar jembatan bambu yang sering roboh saat banjir tersebut, akan dibangun kembali oleh pemerintah menggunakan anggaran aspirasi.

Enjin (50) warga Kampung Kopi, mengatakan, sudah bertahun-tahun masyarakat melintasi sungai tidak menggunakan jembatan. Padahal jembatan tersebut bukan saja menghubungkan dua kampung di Desa Kutalanggeung saja, melainkan penghubung Desa Ciptasari, Jatilaksana, Pangkalan dan langsung terhubung dengan jalan raya Badami-Loji. Ditambah lagi jika melihat dari jalan terusannya sendiri kearah berlawanan bisa langsung menuju jalan Cicangor-Loji. "Jalan itu juga merupakan akses alternatif Purwakarta-Loji-Bogor. Artinya jika jembatan tersebut dibangun maka secara langsung akan berpengaruh juga pada perkembangan ekonomi masyarakat," ujar Enjin, kemarin.
Ia melanjutkan, jika jembatan dibangun dengan baik, maka akan mempercepat perjalanan warga Desa Kutalanggeung dan Desa Kutamaneuh yang ingin menuju Karawang kota dan Bogor. "Manfaat dari jembatan itu bukan hanya untuk meringkas perjalanan saja, akan tetapi berpengaruh juga pada kepentingan masyarakat sekitar, baik untuk mengirim hasil sumber daya alam yang dihasilkan dari Desa Kutalanggeung dan Desa Kutamaneuh. Begitupun dengan kepentingan untuk mendatangkan segala kebutuhan yang didatangkan dari luar, seperti kebutuhan sembako untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari," ujarnya.
Enjin berharap ada kepedulian pemerintah terhadap kondisi jembatan yang sudah hilang sejak tahun 2008 itu. "Jembatan terbuat dari bambu dan dibangun secara swadaya masyarakat," tandasnya.
Ahmad (30) pengguna jalan mengatakan, dirinya nekat menyeberangi sungai dibanding memutar arah dengan jarak tempuh lebih jauh. "Jika diukur jarak jalan antara muter dan harus melintas pasar Loji, maka jaraknya jauh berbeda. Dengan demikian selalu merasa lebih baik melintas jalur kopi. Apalgi jika ada jembatan, sebab jika sudah ada jembatan dengan sendirinya jalan akan terus lebih baik, terutama karena akan lebih banyak lagi yang menggunakannya," tuturnya. (ark)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar