Kawasan ini akan ditunjang dengan pembangunan pelabuhan laut Cilamaya. Proyek raksasa ini tak akan mencaplok sawah produktif.,"Jadi (proyek) ini akan mencoba tidak mengganggu sawah produktif, tidak seperti isu yang ada selama ini," kata Satya Dharma Kadishubkominfo Karawang kepada RAKA merujuk pernyataan sebagian pihak, bahwa proyek investasi Jepang itu menggerus puluhan hektar sawah di Karawang, kota yang berpredikat lumbung pangan.
"Jadi (proyek itu) akan memakai lahan yang tidak masuk kategori sawah," ungkapnya
Nah, di antara proyek Flagship tersebut adalah pelabuhan Cilamaya yang melibatkan modal Jepang. Pelabuhan laut itu akan menjadi pelabuhan utama bagi kawasan industri 3.000 hektar yang diminati Jepang, yang merupakan perluasan dari kawasan industri yang sudah ada. Selain untuk ekspor, pelabuhan itu juga digunakan untuk kepentingan domestik. Skema pengelolaan pelabuhan itu akan menggunakan sistem BOT.
Lalu Satya mengatakan, bahwa lahan yang diincar untuk proyek ini sebagian telah dikuasai oleh kalangan industri di Karawang. Lahan tersebut itulah yang nantinya akan dibeli investor, sehingga tidak menyasar lahan persawahan ataupun lahan yang dimilki pertamina. "Jadi nanti jual-beli lahannya B to B (business to business), dan pemerintah pusat yakinkan masyarakat bahwa untuk lahan pesawahan akan aman selain itu juga lahan yang dimilki pertamina," jelasnya.
Pelabuhan Cilamaya dibangun karena pihak Jepang enggan berbisnis lewat pelabuhan Tanjung Priok, mengingat kemacetan lalu lintas di Ibu Kota. Masterplan maupun studi kelayakan Cilamaya sudah tuntas dan saat ini sedang berlangsung supplemental study. �Pelabuhan ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas ekspor Indonesia dan menarik investasi asing serta bisa mensejahterakan masyarakat Karawang,� pungkasnya. (fah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar