Disebutkan Wayim, penggunaan kondom tidak menjamin seutuhnya seseorang akan terbebas dari penyakit HIV/AIDS. Mengutip hasil pertemuan para dokter bahwa kondom memiliki pori-pori yang memungkinkan virus penyakit tersebut dapat menembusnya. �Malahan bila dilihat dengan alat mikroskop lubang pori pori kondom lebih besar daripada virus HIV,� ucapnya.
Berkaitan dengan sosisalisasi kondom terhadap para siswa, Wayim mengkhawatirkan bila hal itu malah meningkatkan hubungan seks bebas. Ia menyarankan KPA agar memilih cara yang terbaik untuk mempersempit ruang gerak penyebaran penyakit ini. Tak hanya dengan membagikan kondom gratis ke kalangan pelajar yang banyak madhorotnya.
�Pilihlah cara terbaik untuk mempersempit penyakit ini, dan menjadikan suatu ibadah hasilnya. Jangan mencampuradukan yang Haq dengan kebathilan atau ketidak benaran. Melihat dari pada Firman Allah,SWT QS.Al-Israa. ayat 32 �dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk,� ucapnya.
Selain itu juga, Wayim melakukan suatu diskusi di lingkungannya dengan tokoh intektual dan tokoh agama lainnya. Bahwa mereka menyepakati pembagian kondom gratis bukan langkah tepat untuk mengurangi tingkat penyakit HIV/AIDS. �Malah (pembagian kondom gratis, red) menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukan perzinahan dengan kondom. Terutama para pelajar yang mengkhawatirkan yang rentan ke dunia seks. Maka itu, carilah solusi lainnya yang sekiranya lebih baik,� pungkasnya.(ops)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar