English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Senin, 17 Februari 2014

Umat Hindu Karawang Gelar Upacara Ngenteg Linggih

KARAWANG, RAKA - Umat Hindu Bali di Karawang menggelar upacara Ngenteg Linggih, di Pura Agung Sangga Bhuwana, komplek Perumahan Resinda, Desa Purwadana Kecamatan Telukjambe Timur, akhir pekan kemarin. Seluruh perwakilan Forum Umat Beragama (FUB) di daerah ini ikut hadir dalam upacara tersebut.

Ngenteg Linggih dalam arti sesungguhnya adalah menempatkan atau mendudukan Sang Pencipta dengan kokoh di hati setiap umat hindu. Sebelum acara perayaan yang dimulai 1 Januari lalu, ada  beberapa tahapan yang harus ditempuh. Tahap pertama, melakukan pertemuan untuk membentuk panitia ngentep linggih sekaligus memohon kepada Sang Hyang Widhi.
Selanjutnya adalah tahap perencanaan kegiatan, sedangkan yang ketiga adalah  pengenalan terhadap konsep Tri Hita Tarana (Tiga Sumber Kebahagiaan). Tahap keempat adalah Nunes Tirta yakni memohon air suci ke laut. Tahaapan yang kelima yaitu  bumisudha atau penyucian bumi dan terakhir adalah hari pujawali, hari dimana umat hindu memberikan persembahan berupa sarana dan doa.
�Tradisi ini lebih bertujuan untuk menyucikan atau mensakralkannya sthanakan Hyang Widhi dan manifestasi-manifestasinya, sehingga bangunan itu memenuhi syarat sebagai �niyasa� (simbol) objek konsentrasi pemujaan,� ungkap Putu Eka Putra, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Karawang.
Upacara ngenteg linggih mempunyai makna upacara mensucikan dan mensakralkan niyasa tempat memuja Hyang Widhi. Kata Putu, pelaksanaan upacara ngenteg linggih dilakukan setelah selesai pembuatan bangunan dalam bentuk padmasana, sanggah pamarajan dan pura. �Sebagai wujud toleransi antar umat beragama di Karawang, dalam rangkaian acara ini, kami mengundang Forum Komunitas Umat Beragama (FKUB). Semua perwakilan hadir dan ikut menyaksikan,� ucapnya.
Umat Hindu di Karawang yang terdaftar mencapai sekitar 87 Kepala Keluarga dengan jumlah total 700 jiwa. Namun perkiraan Putu, jumlah umat Hindu seharusnya lebih dari 700 jiwa karena masih banyak kepala keluarga yang belum mendaftarkan diri. (ops)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar