English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jumat, 14 Februari 2014

Kapolres Dilempari Batu


-Pertandingan Persita jadi Ajang Tawuran Suporter

KARAWANG, RAKA - Pertandingan Indonesia Super League (ISL) antara Persita Tanggerang kontra Arema Cronus di Stadion Singaperbangsa Karawang, Kamis (13/2) sore, diwarnai bentrok antarsuporter. Setidaknya, bentrokan empat kali pecah. Bahkan, Kapolres Karawang AKBP Tubagus Ade Hidayat yang turun langsung untuk meredam, tak luput dari lemparan batu.
Kondisi mulai memanas ketika sekelompok suporter membawa atribut Viking berkumpul di luar Stadion Singaperbangsa, para suporter yang berkumpul terus meneriakkan yel-yel. Namun sekitar pukul 16.20 atau memasuki babak kedua, suporter viking menyerang kelompok suporter lainnya yang membawa atribut The Jack dan Aremania tanpa diketahui pemicunya.
Aksi lempar batu pun terjadi tepat di depan rumah dinas wakil bupati dan rumah dinas Sekda Karawang. Aksi ini berjalan sekitar 5 menit. Saat itu, pihak kepolisian berhasil meredam aksi anarkis dua kelompok suporter tersebut, serta mengamankan suporter yang dinilai sebagai provokator. Namun tak berselang lama, sekitar pukul 17.20 Wib, suporter viking kembali meneriakkan yel-yel mengejek suporter Arema sambil menantang penonton yang berada di tribun untuk keluar. "Kaluar, kaluar atuh sia," teriak salah seorang suporter.
Kondisi di luar stadion semakin memanas ketika suporter yang berada di tribun keluar dan turut bergabung. Dengan disulut ajakan provokatif, akhirnya suporter ini melempar batu ke arah tirbun yang dihuni oleh Aremania dan The Jak. Sontak aksi ini membuat penonton di tribun ketakutan. Namun, tak disangka dari arah berlawanan ada sekelompok suporter lainnya yang juga melakukan aksi lempar balasan.
Aksi lempar batu ini kembali terjadi, bahkan terjadi hampir 7 menit. Hujan batu terus terjadi, bahkan lemparan batu ini nyasar ke sepeda motor yang terparkir di halaman stadion. Selain aksi lempar batu, para suporter menggunakan gir sepeda motor dan senjata tajam lainnya.
Aksi saling serang ini mulai mereda ketika aparat kepolisian menenangkan emosi kedua kelompok yang tak jelas penyebabnya. Akibat aksi ini, penonton yang berada di tribun menjadi ketakutan, bahkan sebagian penonton yang sementara tidak diperkenankan keluar tribun khawatir menjadi salah sasaran. "Saya jadi takut, kenapa jadi ribut," ujar Dimas, salah satu penonton yang hendak keluar dari tribun.
Pluit berakhirnya babak kedua dibunyikan dan pertandingan berakhir dengan skor 0-2. Kemenganan untuk Arema Cronus. Para penonton sudah mulai keluar, pihak kepolisian terus berjaga-jaga agar kedua kelompok ini tak kembali pecah. Namun sayang, baru saja pendukung aremania keluar stadion sudah dihujani lemparan batu, bahkan botol. Beruntung aparat kepolisian sigap dan berhasil meredam situasi.
Namun dari arah gedung DPRD Karawang di Jalan Ahmad Yani, aksi penyerangan hendak dilakukan oleh suporter viking. Ratusan orang menyerang dan melempari batu suporter Aremania yang berada di depan stadion. Aksi memancing dan mengolok-olok terjadi dan suasana kembali memanas. Beberapa tembakan ke udara juga sempat terdengar, namun tak membuat ratusan suporter ini takut. Saat itu, polisi yang terdiri dari pasukan Dalmas Polres Karawang dan Birmob Polda Jabar berusaha menghalau aksi penyerangan tersebut dengan senjata lengkap. Mereka berjaga dari kedua arah.
Pecahnya aksi lempar batu hingga tiga kali ini membuat Kapolres Karawang AKBP Tubagus Ade Hidayat yang terjun langsung ke lapangan turut disambut dengan lemparan batu. Beruntung lemparan tak mengenainya. Tak mengindahkan lemparan itu, kapolres terus maju menghampiri suporter fanatik Persib Bandung itu.
Lemparan demi lemparan batu terus terjadi. Bahkan tak hanya batu, sekantong tinja dengan bau menyengat juga ditemukan berserakan di jalan. Diduga, ini sengaja dilempar oleh suporter. Beruntung kapolres masih jauh dari lemparan tersebut. Aksi beringas ratusan suporter ini juga menyulut emosi pasukan dalmas, namun kapolres menahan anggotanya agar tidak merangsek mendekati suporter dan meminta dirinya menenangkan suporter.
Usaha ini tak sia-sia, karena ratusan suporter yang didominasi anak-anak usia SMP dan SMA ini akhirnya berhasil ditenangkan. Kapolres meminta agar suporter membuarkan diri dengan tertib dan tidak berbuat anarkis. Cara ini cukup ampuh, terbukti mereka mulai membubarkan diri. Sementara dari kubu suporter Aremania digiring untuk masuk ke dalam lingkungan Pemkab Karawang, menunggu kondisi kondusif. Akibat tawuran ini, Jalan Ahmad Yani sempat ditutup hampir 15 menit. Setelah tawuran mereda, jalan kembali dibuka.
Di lokasi lainnya, tawuran juga terjadi di lampu merah RMK. Bahkan di sana para suporter dihadang warga yang kesal dengan ulah mereka karena mengganggu ketertiban umum. Sekelompok warga mengejar dengan membawa bambu hingga para suporter lari tunggang langgang ke arah jalan bypass. Tak lama kemudian, petugas kepolisian datang dan menembakkan gas air mata hingga para suporter berlarian menyelamatkan diri.
Saat ditemui RAKA, Kapolres AKBP Tb Ade Hidayat mengatakakan, pada pertandingan ini aparat kepolisian menurunkan 4 satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 400 personel kepolisian. Dua SSK dari Dalmas Polres Karawang dan 2 SSK lainnya dari Brimob Polda Jabar. Kapolres tak menampik bobolnya pengamanan. Meski begitu, pihaknya langsung melakukan antisipasi agar bentrokan tak melebar. "Ya lempar batu, kita cegah agar situasi tidak makin parah," katanya.
Untuk memberikan pengamanan terhadap suporter Aremania, lanjut Kapolres, dirinya tidak memberikan pengawalan khusus agar tidak mencolok perhatian pendukung fanatik Persib Bandung. "Kita pisahkan dulu supaya bubar. Kita buat sedemkian rupa, jangan mecolok sehingga massa mencair," bebernya.
Aksi bentrok ini juga disesalkan oleh suporter Aremania yang mengaku menonton tim kesayangannya dari Malang ke Karawang. Diakuinya, dirinya datang dari Malang untuk menonton sepak bola secara langsung, bukan mau tawuran. "Saya dari Malang pak, mau nonton sepak bola. Mau hepi-hepi, kita ini wong cilik toh," ujar salah seorang Aremania kepada kapolres.
Meski di lingkungan Stadion Singaperbangsa sudah mencair, namun di perkotaan Karawang warga resah. Karena para suporter terus berkerumun dan berkeliaran ke lingkungann warga. Alhasil warga langsung berhamburan keluar, khawatir suporter bola ini berbuat anarkis lingkungannya. (vid)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar