"Kami protes sebab perusahaan ini kerap menebar bau dan suara bising," kata koordinator aksi, H Sarim.
Menurutnya, selama ini warga telah cukup bersabar. Meski bau sudah tercium sejak lama namun warga tak pernah bereaksi. Warga menunggu itikad baik perusahaan. Sayangnya, ditunggu lama, tak kunjung ada pengertian. Padahal bau menyengat dan suara bising perusahaan sudah membuat warga tidak nyaman. Dan seolah sudah mencapai puncaknya, tanpa dikomando warga pun akhirnya turun kejalan.
"Sekarang kami tegas. Kami minta kompensasi dari perusahaan. Kalau tidak, silahkan hengkang dari kampung kami. Kami tidak akan izinkan mereka buka usaha disini," ancamnya.
Aksi demo ini sempat memanas. Terlebih, massa sempat memblokir jalan menutup akses Purwakarta-Subang dengan menggunakan sepeda motor. Beruntung, polisi dari Polsek setempat sigap. Mereka berupaya menenangkan massa dan berhasil membuka kembali akses jalan.
Seolah belum puas, massa kemudian menutup akses jalan menuju lokasi perusahaan. Satu buah kendaraan yang hendak masuk bahkan berhasil dihadang. Tak lama, pihak perusahaan pun bersedia menerima perwakilan massa pengunjuk rasa. Dialog pun dilakukan. Sayang, tak ada kesepakatan yang berhasil diambil. Sebab Manager PT Japfa Zam zam Nurjaman mengaku tak bisa memutuskan sepihak. Ia mengaku harus terlebih dulu mengkoordinasikan tuntutan warga tersebut ke kantor pusat. Agendanya, dialog warga dengan perusahaan akan dilanjutkan, Jumat 21 Pebruari 2014. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar