"Nelayan dua pekan gak melaut, gak bisa dibayangkan kerugiannya, sayangnya bantuan juga belum turun ke nelayan," kata ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang, Tarpin Ardinata kepada RAKA, Minggu (25/1).
Tarpin mengaku belum tahu sampai kapan nelayan masih absen melaut, karena ombak angin barat masih besar, tapi biasanya sesudah Imlek cuaca baru bisa bersahabat. Ia menghitung, jika dalam sehari saja tidak melaut nelayan rugi Rp 200 ribu, sedangkan jumlah nelayan, ABK dan juragan kurang lebih ada 8000 ribu orang yang biasa melaut, belum termasuk nelayan jaring badut, jarung pancing rawe, jaring sudu dan nelayan tanpa perahu. Artinya, lebih dari 11 ribu nelayan merugi. Karenanya, HNSI sejak hari Minggu (20/1) lalu sudah kirim surat ke dinas sosial supaya bisa mebantu nelayan yang berhenti melaut seperti kompensasi beras, hanya saja sampai sekarang belum ada jawaban, sedangkan kebutuhan sehari-hari tidak bisa dihindari termasuk kebutuhan buat anak -anak sekolah dan panganan lainnya. "Dari nelayan terpaksa harus menghutang lagi sama pihak ketiga, saat ini meskipun sudah hampir kembali normal cuacanya tapi bantuan belum ada," ujarnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar