English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sabtu, 18 Januari 2014

Korban Banjir Dipolitisir

-Jiton Sebut Dinsos Sering Telat

CILAMAYA WETAN, RAKA - Saat ada musibah baik banjir maupun bencana alam lainnya, perhatian masyarakat tertuju ke bantuan dari pemerintah, terutama Dinas Sosial (Dinsos) Karawang. Yang disayangkan pula, momen ini kerap dipolitisir oknum-oknum yang hanya mementingkan dirinya sendiri.
Beberapa hari terakhir, ada masyarakat Cilamaya yang komplain karena diketahuinya ada oknum anggota DPRD lebih mementingkan pencitraan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan. Ironisnya, oknum yang kembali nyaleg lagi tersebut membagikan bantuan sembako yang disebutnya diperoleh dari Dinas Sosial. "Seolah-olah bantuan itu diberikan berasal dari saku pribadi, padahal berasal dari dinsos. Yang disesalkan, anggota DPRD ini tidak berkoordinasi dengan pihak desa," ujar sumber ini.
Sementara Ketua DPRD Karawang Tono Bahtiar menyebut Dinsos kalah saing dalam pergerakannya ketimbang Satpol PP, PMI, serta bantuan yang datang individu maupun LSM, hal ini menurutnya harus bisa menjadi PR dan perhatian khusus Bupati Karawang karena OPD-OPD terkait harus saling menunjang dan mengisi untuk membantu warga, termasuk penanggulangan masibah banjir bukan seakan berjalan sendiri-diri.
Tono juga menyebutkan, eksekutif harus lebih profesional bekerja. "Karena baik dan buruknya nama bupati saat ini jelas ada ketergantungan ke Dinsos yang menjadi barometer," katanya di saat mengunjungi Desa Tegalwaru, Cilamaya Wetan dan Desa Pagadungan, Kecamatan Tempuran.
Kades Tegalwaru Aruji Atmaja mengatakan, kemarin pihaknya meminta bantuan kepada dinas sosial untuk korban banjir sesuai data yaitu 450 rumah yaang terkena, namun hanya diberikan bantuan persennya. Meski demikian ia tetap bersyukur karena 70 dus mie instan diterimanya untuk korban banjir dan 60 dus untuk korban puting beliung. Pihaknya lanjut Atmaja, menggabungkan pembagiannya untuk diratakan masing-masing 5 bungkus  untuk 850 KK. "Yang jompo dan kurang mampu juga masih pada minta," ujarnya. (rud)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar