Salah seorang warga di Desa Kiara, Kecamatan Cilamaya Kulon, Acih (38) mengatakan, banjir melanda Desa Pulojaya dan Kiara berlangsung setiap tahunnya dan banjir tahunan tersebut selalu dimanfaatkannya untuk menjaring ikan dipinggiran irigasi, karena saat musim tanam sawah tiba disertai banjir, diyakininya populasi ikan sangat banyak, tak heran lokasi menjala ikan bukan hanya di irigasi namun juga dihampir semua lokasi banjir. Dalam sehari Acih mengaku, mendapat ikan lebih dari 3 kilo dengan jenis seperti betrik, sepat, gabus dan lele. "Banyak ikan kalau banjir begini, lele dan gabus juga banyak, lumayan buat lauk pauk mah," katanya pada RAKA.
Hal senada juga dikatakan penangkap ikan lainnya di Telagasari, Ajid (56), dalam sehari ia mampu mendapat ikan hingga 5 kilogram termasuk belut. Ia menjaring ikan diluapan sungai dengan arus yang tidak terlalu kencang. Kemungkinan, lanjut Ajid, ikan-ikan yang berkeliaran sedang stres karena derasnya air yang mengalir, kondisi demikian dimanfaatkan untuk menjaring ikan. Alhasil, dari hasil tangkapanya ia juga mampu menjual kembali pada warga dengan keuntungan Rp 100 ribu dalam sehari, apalagi yang didapat adalah ikan gabus dan lele yang harga jualnya lumayan tinggi. Meski demikian, ia mengaku mematok harga lebih murah ketimbang penjual ikan pada umumnya. Lebih jauh ia menilai, banjir tidak selamanya membawa musibah, terkadang orang sepertinya yang menganggur juga bisa membawa manfaat meskipun dengan hanya menghasilkan usaha dari hasil tangkapan ikan saat banjir. "Ramai saja ikut menjaring ikan, lumayan bisa dijual lagi," pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar