Salah seorang tukang becak, Kasum (45) mengatakan, musim banjir baginya menjadi berkah tersendiri, pasalnya hari-hari biasa yang selalu sepi penumpang dan pulang dengan hanya mendapat Rp 30 ribuan, saat ini justru untung berlipat-lipat. Ia menyebut, dalam sehari bisa meraup untung lebih dari Rp 250 ribu. Karena, lanjut Kasum, bukan hanya dirinya , tukang becak lain pun sama dan mematok harga tinggi meskipun jarak seperti Kecepet menuju Pasar Cilamaya sekitar 1 kilometer biasanya diberi imabalan Rp 10 ribuan, saat ini ia mematok antara Rp 30 sampai 50 ribu. Hal itu dilakukan, lanjut Kasum, karena menggowes becak saat banjir bukan hal mudah.
Selain meraup untung, ia mengaku bangga bisa membantu masyarakat untuk menyelamatkan perabotanya untuk dievakuasi, karena mungkin keterbatasan peralatan. "Biasanya dapet Rp 50 ribu sehari, sekarang mah lebih lah dari Rp 250 ribu mah," katanya, saat ditanyai RAKA.
Sementara itu, salah seorang siswa SD di Cilamaya, Angga (12) mengaku, sekolahnya libur sejak Sabtu (18/1) lalu karena terendam. Waktu libur tesebut ia manfaatkan jasa mendorong sepeda motor yang mogok dijalanan karena tak kuat melawan arus air. Meski mendorong lumayan jauh, Angga mengaku hanya diberi imbalan Rp 2 ribu. Uang tersebut, katanya, untuk keperluan sekolah dan jajan, karena dalam sehari saja Angga mengaku bisa mendapat uang sampai Rp 20 ribu. "Sehari dapat Rp 20 ribu, buat jajan dan sekolah," ucapnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar