"Jika terus dibiarkan kondisinya terus mengkhawatirkan. Apalagi jika hujan tiba, sampah ini pasti akan menjadi penyumbat saluran, sebab semua itu karena sampah yang sengaja dibuang oleh pedagang maupun pengunjung pasar Loji," tutur Redi.
Sampai saat ini di pasar tradisional yang ada di Kampung Loji, Desa Cintalaksana, belum menjadi perhatian pemerintah terutama permasalahan sampahnya yang sering dibuang di mana saja. Padahal menurut Redi, pasar yang ada di desanya sudah ada sejak puluhan tahun, namun pengelolaannya masih tetap bersifat konvensional.
Hasil investigasi Redi, sampai saat ini para pedagang selain membuang sampah di dekat lapaknya, mereka membuang ke sembarang tempat dengan menggunakan jasa ojek atau sengaja dibuang oleh pedagang itu sendiri. Dia menyebutkan ada yang di jalur Loji�Parakan badak, terkadang dibuang di jalur Tegalpanjang menuju Bogor. "Sering juga terlihat di jalur ke arah Palasari, sementara dari sampah tersebut selain memberikan bau juga sangat mengganggu lahan pertanian, terutama sampah plastik yang tidak terurai hingga puluhan tahun hingga ratusan tahun. Begitupun di pasarnya sendiri menjadikan tempat lahan rawan banjir, hingga setiap setelah hujan di jalanan pasar menjadi luapan sampah," tuturnya.
Pemuda ini berharap pada pemerintah setempat agar segera mengantisipasi permasalahan tersebut, sebab jika dibiarkan persoalan sampah akan terus menumpuk. Padahal jika sampah dikelola dengan profesional, bukan hanya menjadikan lingkungan lestari, tapi akan memberikan manfaat baik secara ekonomi maupun menjadikan pengkaderan peduli pelestarian lingkungan. (ark)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar