English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jumat, 17 Januari 2014

Warga Berebut Gas Elpiji 3 Kg

-Persediaan Tidak Mencukupi

TEGALWARU, RAKA - Kendati dalam waktu beberapa bulan ini sudah dikirim setiap hari, namun untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram (kg)  para pengecer harus berjuang keras. Saling berebut sesama pengecer lainnya dipangkalan agen menjadi pemandangan yang biasa terjadi. Bahkan, meski distributor gas melon itu sudang mengerangkeng armada pengangkut, namun para pengecer tetap saling berebut hingga gas elpiji tersebut habis.

Wahdi (45) salah seorang agen elpiji  PT Amanah Sejahtera Keluarga di Kampung Ciakar, Desa Cintawargi, mengatakan, kondisi itu terhadi karena kebutuhan masyarakat menggunakan elpiji 3 kg semakin meningkat. Berbeda ketika saat konversi minyak tanah ke gas elpiji baru didengungkan pemerintah, para agen harus berkorban dengan promosi dan pelayanan tambahan untuk memikat masyarakat. "Saat ini yang terkadang untuk keperluan sendiri saja, saya harus membeli di warung pengecer. Sebab setiap dalam pengiriman tak pernah bisa menyisakan gas elpiji, artinya selalu habis seketika," ujarnya.
Wahdi memprediksi hal tersebut sangat dipengaruhi berkurangnya ketakutan masyarakat menggunakan gas elpiji. "Dulu banyak para ibu rumah tangga takut menggunakan kompor gas tersebut," katanya.
Agar kebutuhan masyarakat terpenuhi, Wahdi berharap selain intensitas pengiriman, penambahan jumlah elpiji juga harus dilakukan. Karena persoalan yang terjadi di Kecamatan Tegalwaru bukan pada pemasaran, tetapi pada persediaan. "Sekarang setiap hari ada saja masyarakat yang membeli langsung dengan tabungnya," ungkapnya
Wahdi merinci, harga elipiji 3 kg di Tegalwaru yaitu, harga tingkat agen Rp 14.000 sampai Rp 15.000, meski di lapangan bisa menembus Rp 20.000 per tabung.
 Ace (43) pengecer gas elpiji 3 kg di Kampung Jayanti, Desa Mekarbuana, mengatakan, jika tidak menunggu sejak awal di agen, dipastikan tidak mendapat elpiji 3 kg. "Sekalipun bisa mendapatkan dengan tidak berebut, maka harus mengambil pada pengecer lainnya, dan resikonya dengan menambah harga. Karena orang lainpun cara mendapatkannya dengan berebut dan pasti sudah mengeluarkan ongkos dari tempat agennya ke warungnya," katanya.
"Maka dengan demikian sangatlah wajar jika harus menambah ongkos, pada pemilik warung yang sama-sama pengecer. Maka satu-satunya harapan kirimannya ditambah, hingga resiko meningkatnya gas elpiji tersebut ditungkatkan pengecer dapat diantisipasi," lanjutnya. (ark)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar