IPNU merasa perlu mengingatkan, agar bantuan tersebut juga berupa seragam sekolah. Karena menurut Ketua PC IPNU Karawang, Ahmad Jamaludin, para pelajar terpaksa kehilangan seragam sekolah akibat banjir, bahkan rendaman banjir yang berhari-hari juga merusak pakaian siswa. "Kami dapat informasi dari sejumlah PAC, alasan siswa tidak bersekolah selain diliburkan sementara, juga mereka gak punya seragam sekolah lagi," katanya kepada RAKA.
Jamal juga menyindir Disdikpora yang kurang tanggap melakukaan pendataan dan kalah cepat ketimbang pertanian dan kelautan. Padahal, sejumlah sarana infrastruktur juga turut rusak dilingkungan sekolah. Tak hanya itu, IPNU juga mendesak dinas kesehatan langsung pro aktif memeriksa kesehatan para pelajar baik SD, SMP dan SMA yang sekolahnya tergenang banjir setelah dipastikan genangan airnya benar-benar surut. Pasalnya, siswa yang libur kerap memanfaatkan banjir untuk bermain dan bersih-bersih rumah yang kumuh. "Kami minta pemerintah aktif perhatikan pelajar baik soal bantuan maupun kesehatanya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD PAUD/SD Cilamaya Wetan Mohammad Yahya Hambali mengaku, di Cilamaya Wetan sempat ada siswa menjadi korban banjir terpeleset di sekolahnya di SDN Tegalwaru II. Akibatnya, siswa yang kemungkinaan tengah asyik bermain tersebut harus dilarikan ke klinik terdekat, namun usai pengobatan bocah SD tersebut langsung dipulangkan. Sampai Selasa (21/1) kemarin hampir semua SD disetiap desa di Kecamatan Cilamaaya Wetan terendam banjir dan semuanya diliburkan khusus yang terendam banjir. "Semua SD yang terendam kami liburkan, namun ada 1 bocah terpeleset banjir tapi berhasil tertolong," ujarnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar