English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 21 Januari 2014

Siswa SMAN 1 Cikampek Juara 1 Tari Jaipong

CIKAMPEK,RAKA- Bulan Januari menjadi bulan berkesan bagi SMA 1 Cikampek atau biasa disebut Saci. Sebab, dalam kurun waktu 1 bulan terakhir, sekolah itu berhasil menyabet 3 piala bergengsi kaitan dengan beberapa perlombaan yang dilakukan di bulan tersebut. Diantaranya lomba Jaipong, Rampaksekar, dan putera-puteri batik.
Dikatakan Kepala Sekolah SMA 1 Cikampek, Yossi kepada RAKA berujar, bahwa ia memang sengaja membiarkan murid mengeksplorasi apa yang diinginkan dan sudah menjadi keahliannya. "Mereka yang berpotensi bakal kita godok dan dilatih hingga benar-benar sanggup bersaing dalam event-event perlombaan baik itu tingkat Kabupaten, Provinsi maupun nasional," kata dia.
Ia lantas membeberkan aneka piala yang berhasil diboyong anak didiknya, diantara piala itu ialah Juara 1 Jaipong di Gelaran Ekspo, Juara Harapan 1 Rampaksekar Pasanggiri yang diadakan PT Pupuk Kujang, dan terakhir ialah Juara 1 Putera-Puteri Batik. "Alhamdulillah, ini merupakan buah semangat dan kerja keras anak didik kami selama ini," tandasnya merendah.
RAKA berhasil mewawancarai salah satu anak didiknya yang berhasil menyabet juara 1 tari jaipong tingkat provinsi. Dia adalah Dennisha Windyantie Irawan, siswi Kelas 3 IPA 2. Ia memberikan kiat-kiat agar bisa menjadi juara dalam berbagai event. "Ya intinya sih, latihan terus kebetulan dari SMP saya ikut sanggar Surya Medal di Perum Sekaseuri blok F1. Latihan rutin seminggu sekali, kalau ada acara lomba bisa 3 kali seminggu. Kebetulan saya sudah  menguasai 5 tarian jaipong, dulu saya dapat juara 1 Jaipong  tingkat provinsi di Bogor waktu kelas 1 SMA. Sempet juga juara 5 tingkat nasional padahal posisinya hanya cadangan. Kalau tingkat kabupaten sudah terlalu banyak gak keitung," selorohnya.
Hal serupa juga disampaikan Dwikki Suwargani, kelas 3 IPA 1 yang menyabet juara pertama pinilih putera batik Karawang, yang diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang.  "Pas kompetisi itu ada interview tertutup, sesi tanya jawab kemudian grand finalnya sesi tanya jawab dengan dewan juri dan setelah itu langsung belajar membatik baik itu printing," kisahnya.
Ia berpendapat, bahwa batik tak semestinya dipandang sebelah mata. Karena bagaimanapun itu merupakan warisan budaya Indonesia. "Kami menilai bahwa batik itu kuno, kami ini ingin merubah persepsi bahwa batik itu tidak kuno. Sudah banyak masyarakat yang menjadikan batik sebagai komoditas produk seperti kemeja dan tas," kata dia. (fah)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar