CILAMAYA WETAN, RAKA - Sampai 21 Januari 2014, Dinas Pertanian Karawang mencatat sudah 23.339 hektare sawah di Karawang terendam banjir di masa pertanaman dan persemaian. Jumlah tersebut meluas dari hari ke hari saat hujan terus kembali melanda Karawang, sehari sebelumnya Dinas Pertanian mencatat areal pesawahan yang terendam banjir baru meliputi 18 kecamatan, hanya berselang sehari tercatat sudah 23 kecamatan areal sawah petani terendam akibat hujan dan luapan sejumlah sungai. Meski demikian, Dinas Pertanian mengklaim kondisi banjir yang menggenang lahan sawah tidak akan mengancam program pemerintah pusat surplus percepatan produksi beras nasional (P3BN), melainkan hanya akan mengalami pergeseran masa panen.
"Banjir di sawah Karawang tidak akan mengancam program pemerintah pusat soal surplus beras, hanya memang ada pergeseran masa panen saja," kata Kepala Dinas Pertanian Karawang, Ir Kadarisman, kepada RAKA, saat dihubungi Selasa (21/1).
Kadar menyebutkan, total lahan pesawahan di 23 kecamatan tersebut yang terendam terdiri dari banjir di pertanaman 8.768 hektare dengan umur tanam 7 sampai 70 hari setelah tanam (HST), dan bibit untuk tanam sebanyak 14.571 hektare umur 1 sampai dengan 30 hari setelah semai (HSS) dengan tinggi genangan mencapai 70 sentimeter, dan lama genangan sampai 7 hari. Melihat kondisi demikian, tambah Kadar, ia tidak bisa memastikan padi membusuk atau puso, karena ada tim ahli yang menyatakan hal tersebut. Namun jika memang mengalami puso sudah pasti akan tanam ulang. Mengantisipasi kerugian akibat banjir, Kadar mengaku ada dana APBD 2 untuk bantuan benih dan diusulkan bantuan cadangan benih nasional APBN atau dari APBD 1. "Kita tak bisa nilai busuk atau puso karena ada tim ahli, tapi kalau memang nanti puso sudah pasti tanam ulang," katanya .
Sementaara itu, Kasie Perlindungan Lahan Tanaman dan Air Dinas Pertanian Karawang, Edi Suryana, mengatakan, jika banjir menutup semua daun padi lebih dari 1 mg, dipastikan tidak akan tahan banjir apalagi yang baru tanam kecuali varietas invari. Walau terendam, asal masih terlihat ujung daunnya sekitar 20 sentimeter, masih ada kemungkinan bisa diselamatkan. Disinggung apa yang harus dilakukan petani dengan kondisi banjir saat ini, Edi mengaku sangat sulit. Meskipun dilakukan pompanisasi untuk membuang air, tapi air akan terus bertambah jika hujan terus mengguyur. Hal lain juga diperparah dengan kali pembuang yang secara bersamaan ikut meluap, bahkan laut Jawa beberapa hari terakhir tengah gelombang pasang sementara kiriman air dari arah hulu terus menerus bahkan semakin besar. "Sulit saya pikir jika ditanya apa yang harus dilakukan petani dengan kondisi saat ini," keluhnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Karawang, Yayat Supriyatna, mengatakan, tambak yang sudah terkena banjir sampai Selasa (21/1) ini sudah mencapai 9.911,8 hektar akibat luapan sungai maupun gelombang pasang yang melanda pesisir utara Karawang. Ia merinci, di Kecamatan Cilamaya Wetan tambak yang terendam sebanyak 947,8 hektare, Cilamaya Kulon 79 hektare, Tempuran 664 hektare, Cilebar 134 hektare, Cibuaya 2.775 hektare, Pedes 70 hektare, Batujaya 975 hektare, Pakisjaya 617 hektare, Tirtajaya 3.650 hektare. "Kami tetap menghimbau agar TPI dan koperasi segera keluarkan dana paceklik untuk tanggulangi kerugian petani tambak," ujarnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar