English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Senin, 10 Maret 2014

Kemacetan di Karawang Merata

CILAMAYA WETAN, RAKA- Macet sudah menjadi pemandangan setiap hari di Karawang, bahkan kini kemacetan bukan hanya terjadi di wilayah Kota Karawang saja, tapi sudah terjadi hampir di setiap kecamatan. Pemerintah harus segera melakukan rekayasa lalu lintas, apalagi kedepan pembangunan di Karawang akan semakin pesat dengan akan adanya pelabuhan dan bandara.
Salah satu titik kemacetan yang setiap hari terjadi yaitu di Telagasari. Faktor kurang lebarnya jembatan, rusaknya infrastruktur jalan menjadi penyebabnya. Sementara volume kendaraan, terutama sepeda motor terus meningkat.
Salah seorang pengendara asal Telagasari, Taslim Atmaja mengatakan, kemacetan yang semakin parah tak ubahnya menjadi bencana baru di Karawang. Bahkan, 3 tahun kedepan Karawang bisa mengalami darurat macet. Ia menyebutkan, titik kemacetan seperti Pasar Telagasari, jembatan dan perempatan Johar, Cikampek sampai dengan Rengasdengklok dan Tol Karawang Barat, tidak terjadi  begitu saja. Tapi ada kesalahan tata ruang dan mandulnya manajemen transportasi di Kabupaten Karawang ini.
Bisa dibayangkan, tambah Taslim, disaat industri otomotif merajai Karawang dengan semakin menjamurnya dealer kendaraan, namun pemkab justru lambat melakukan percepatan perbaikan sarana prasarana infrastruktur jalan dan penataan kota. "Mereka terlalu bangga mengkampanyekan besaran anggaran kita, tapi tidak untuk berfikir menyelamatkan masyarakat Karawang itu sendiri," katanya kepada RAKA.
Hal senada juga dikatakan warga asal Rawagempol Wetan, Jalal S.Pd, kemacetan seperti dibiarkan pemkab tanpa penanganan yang berarti. Hampir setiap pagi dan sore kemacetan terjadi di Jembatan Simpang, Kecamatan Kotabaru disebabkan penyempitan jalan. Kemacetan ini bahkan bisa mengular dari Simpang sampai Balonggandu, Kecamatan Jatisari. Bahkan ia pernah mengalami, dari Balonggu sampai Simpang menghabiskan waktu sampai tiga jam. Padahal kala itu dirinya tengah menghantar seorang ibu yang akan melahirkan.
Kemacetan juga diperparah banyaknya kendaraan yang melawan arus, sehingga dari jalur berlawanan pun tersendat hingga kemacetan semakin parah. Untuk itu, dirinya berharap, pihak terkait untuk bisa mengurai kemacetan, terlebih adanya pembangunan Jembatan Simpang, sehingga arah dari Pantura  ke Jomin menjadi satu arah, begitupun dengan arah sebaliknya. "Saya gak bisa membayangkan nanti arus mudik, saat ini saja pemerintah belum mampu mengurai kemacetan dan menindak ketidakdisiplinan pengendara," keluhnya. (rud)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar