Di bidang pendidikan, jelasnya, para guru Pendidikan Agama Islam yang ada disekolah umum, telah diinstruksikan untuk terus mewarnai para pelajar sekolah dengan nilai-nilai agama. Hasilnya, sebut Edi, selama tahun 2013 tidak ada tawuran pelajar.
Demikian pula dengan pembinaan kerukunan di Karawang, dengan mengoptimalkan peran penyuluh agama di lapangan, segala potensi konflik telah dapat diidentifikasi dan diantisipasi sedini mungkin, sehingga tidak terjadi konflik. Selama tahun 2013, Edy menambahkan, Kemenag Karawang sudah melakukan berbagai perbaikan dalam hal fisik, peningkatan SDM dan Komunikasi sinergis dengan Pemerintah Kabupaten.
Disebutkannya pula, secara fisik, Kantor Kemenag sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Begitupun sambungnya, secara SDM, pegawai Kemenag sekarang telah lebih disiplin dalam hal kehadiran, sehingga meningkatnya pelayanan kepada masyarakat. "Sedangkan dari sisi komunikasi dengan Pemkab Karawang, telah terjalin beberapa kerjasama dalam peningkatan kehidupan beragama, diantaranya meningkatnya honor guru ngaji, dan adanya bantuan bagi Diniyah. �Dengan rapat kerja tahun ini, semoga kita dapat merancang berbagai program kegiatan yang lebih baik sesuai visi misi Kementerian Agama�, pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat H Saeroji mengatakan, serapan anggaran tahun 2013 seluruh Jawa Barat 95,8 persen. Ini artinya, Kementerian Agama telah bekerja dengan baik. Anggaran itu untuk digunakan, tapi juga harus dipertanggungjawabkan. �Bentuk tanggung jawab itu antara lain dibuktikan dengan laporan keuangan yang baik dengan lampirannya yang jelas. Jangan sampai ada kwitansi yang tidak sesuai jumlahnya atau peruntukannya,� kata Saeroji.
Kepala kanwil juga menyoroti tentang perkembangan akhir-akhir ini mengenai reformasi birokrasi dan remunerasi. Menurutnya, kedua hal ini, reformasi birokrasi dan remunerasi, tak dapat dipisahkan. Tapi bila sudah dilaksanakan secara utuh, maka seluruh pegawai kemenag harus siap dengan konsekuensinya. Konsekuensinya itu antara lain, tidak akan ada pegawai yang tidak punya job, karena semua beban kerja dihitung secara jelas dan terperinci, sehingga akan ada pemerataan jumlah pegawai pada setiap unit kerja.
Bila berlebih di satu kabupaten akan disebar ke kabupaten lain yang kekurangan pegawai. Di samping itu, setiap pegawai akan membuat sasaran kinerja pegawai masing-masing, sebagai alat ukur kinerja dari pekerjaannya. Di akhir sambutannya, Saeroji mengimbau agar seluruh pegawai terus meningkatkan kualitas dirinya dan bekerjalah dengan lebih baik sesuai tata aturan yang berlaku. (cr2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar