English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kamis, 27 Maret 2014

Sebelum Menikah Wajib Tes Urine

-KUA Kutawaluya Tidak Layani Pasangan Seks Bebas

KUTAWALUYA, Sekitar Karawang - Maraknya pergaulan bebas yang dilakukan remaja memaksa Kepala Desa Mulyajaya Endang A.Md, membuat Peraturan Desa (Perdes) Tes Urine sebagai persyaratan menikah.

"Sebelum calon pengantin menikah terlebih dahulu akan dilakukan tes urine oleh bidan desa. Jika hasilnya positif hamil, maka pasangan tersebut akan terkena sanksi moral dan tidak bisa menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) melainkan nikah amil. Setelah anaknya lahir, baru boleh menikah di KUA secara resmi yang diakui negara," ujar Endang kepada Sekitar Karawang. 
Menurutnya, Perdes Tes Urine bukan mempersulit pernikahan di KUA, tapi perdes ini diharapkan bisa membuat warganya berpikir ulang melakukan hubungan seks diluar nikah. �Kita tidak bisa menutup mata, fenomena seperti ini banyak dijumpai  di setiap desa. Dan bahkan tidak sedikit motifnya untuk meringankan pernikahan, pihak laki-laki melakukan hubungan sebelum menikah dengan rayuan gombal sebelumnya terhadap pasangan perempuannya,� kata Endang.
Selain kasus pergaulan bebas sesama pelajar, tidak sedikit siswa yang masih sekolah memilih menjadi pemuas nafsu lelaki hidung belang. Menurut Endang, hal itu terjadi karena pergaulan bebas yang menuntut hidup serba instan, sehingga jalan pintas pun dipilih dengan menjadi pekerja seks. �Ini terlihat secara kasat mata, anak sekolah nyambi menjadi pelaku seks. Dan pemicunya akibat korban pergaulan bebas dengan pacarnya, sehingga dilampiaskan dengan melakukan pekerjaan tidak pantas,� ungkapnya.
Ia melanjutkan, jika tidak segera ditindaklanjuti maka pergaulan bebas akan semakin parah. Saat ini saja banyak beredar video porno dimana pelakunya adalah para pelajar. �Kita bisa lihat anak sekolah SMP saja sudah dengan terang-terangan melakukan pergaulan bebas, dengan bahkan ada yang divideokan. Ketika hal ini menjadi kebiasaan dan pemakluman terhadap pola hidup sosial yang sudah kebablasan. Mau dibawa kemana generasi muda Karawang, khusunya untuk Desa Mulyajaya,� ungkap Endang.
Di sisi lain, penyebaran virus HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Karawang sudah semakin menggila, terutama yang diakibatkan oleh hubungan seks bebas. Kondisi ini menurut aktivis Yayasan Kita-Kita Iwan Sumantri, bahwa daerah yang sedang disiapkan sebagai kota metropolis ini, kini layak disebut sedang dilanda badai virus mematikan yang hingga kini belum ada obatnya. Peningkatan jumlah orang yang tertular virus HIV tersebut, Iwan memperkiSekitar Karawangn sampai akhir tahun 2013 ini mencapai 14 persen. Kendati data yang dimiliki Dinas Kesehatan Karawang ada 315 orang, namun kenyataan di lapangan angka temuan kasus terus bermunculan. "Baru saja kita berhasil menyelamatkan nyawa satu bocah yang positif tertular virus HIV dari orangtuanya, kini ada 2 bocah lagi yang mengalami nasib serupa," ungkap Iwan.
Perubahan tren yang kini terjadi, menurut Iwan, penyebaran virus HIV didominasi akibat hubungan seks bebas. Padahal dari hasil temuan pihaknya di lapangan, jauh sebelumnya angka peningkatan jumlah yang tertular melalui jarum suntik pengguna narkotika berada di posisi teratas. Namun bukan berarti penyebaran virus HIV lewat jarum suntik mengecil, menurutnya, tapi karena pertambahan penderita sekarang ini makin meningkat tajam dan meluas hampir merata di setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Karawang.(dri/rk)

Data Hubungan Seks Luar Nikah
63 persen remaja hubungan seks di luar nikah
20,9 persen hamil di luar nikah
60 persen remaja lakukan seks di rumah sendiri
33.881 pria dewasa menjadi pelanggan seks komersial.
1.175 wanita menjadi penjaja seks

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar