English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sabtu, 15 Maret 2014

Pemkab Didesak Realisasikan Bendungan Ciomas

PANGKALAN, RAKA - Hingga kini rencana pembangunan permanen Bendungan Ciomas di Kampung Tegaldeeng, Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, belum terdengar progresnya. Padahal bendungan tersebut sangat dibutuhkan petani dalam upaya pencapaian program ketahanan pangan yang digulirkan pemerintah pusat.

Seperti diketahui, rencana pembangunan Bendungan Ciomas tersebut sudah dipastikan akan dibangun pemerintah karawang melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan pada 2014 ini. Bendungan yang sebelumnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat dari bambu itu ternyata tidak mampu menahan hempasan air tiap kali terjadi banjir di daerah tersebut. Bahkan, terakhir ketika banjir besar belum lama ini sukses meluluh lantakan bandungan dan menyeretnya hingga ke dasar sungai.
Disatu sisi kehadiran bendungan tersebut sangat dibutuhkan petani sebagai sumber air di sawah-sawah mereka. Tidak heran, berbagai pihakpun kembali menyatakan desakan agar pemerintah daerah secepatnya merealisasikan rencana pembangunan permanen bendungan tersebut. Seperti diungkapkan Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Dewi Sri, Ano Sukarno. Saat ini pembangunan Bendungan Ciomas amat mendesak untuk direalisasikan. "Kita berharap pembangunan Bendungan Ciomas akan terealisasi pada 2014 ini, seperti yang dijanjikan. Terlebih jika mengamati kondisi bendungan sekarang ini sudah semakin memprihatikan," ucapnya.
Tidak hanya itu, Ano yang juga Ketua BPD Desa Medalsari ini juga mengungkapkan kondisi bendungan yang semakin menghkhawatirkan pasca banjir besar belum lama ini. Akibat bencana alam tersebut telah memicu terjadinya pergeseran tanah disekitar lokasi bendungan. "Kondisi tanah dititik Bendungan Cimomas sudah berubah lagi hingga sangat jauh berbeda dari kondisi semula. Dengan kondisi seperti itu untuk menghasilkan kualitas bendung yang memadai harus diawali dengan kontruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan dimana bendungan berada," jelasnya. Karenanya Ano menyarankan Dinas Bina Marga dan Pengairan agar melakukan penelitian terhadap kondisi tanah di lokasi bendungan terlebih dahulu. 
Perlu disampaikan, pada 10 desenber 2013 lalu Bendungan Ciomas sudah kembali tergerus air sebanyak dua kali. Terakhir pada Rabu (26/2) bulan lalu. Selain curah hujannya yang masih tinggi juga karena bendung tersebutpun hanya mengandalkan kekuatan anyaman bamboo dan dikerjakan dengan pola kerja bhakti yang dilakukan para petani penerima manfaat aliran Bendung Ciomas. Sejak bendungan tersebut hilang produksi petani terhadap gabah yang dihasilkanpun ikut terpengaruh.
"Sebelum bendungan itu hilang terseret arus ke dasar sungai sebetulnya sudah empat kali diperbaiki oleh para petani penerima manfaat aliran air bendungan tersebut, dan itu dilakukan secara swadaya. Tetapi karena material pembentuknya hanya dari bambu bendungan tidak kuat, dan selalu hancur tiap kali terjadi banji," ucap Ano. Namun, lanjut Ano, sejak banjir besar beberapa waktu lalu menenggelamkan bendungan, kondisinya saat ini menjadi sulit. "Bendungan kandas ke dasar sungai, hingga dilokasi bendung tersebut menjadi lebih dalam, di banding kondisi sebelumnya. (ark)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar