Pasalnya, janji PT. Pertamina untuk mengganti jaring-jaring nelayan yang rusak akibat pemasangan patok yang dilakukan PT. Pertamina tak kunjung di realisasikan. Para nelayan tersebut pun kembali mengancam akan mengepung kembali kilang PT. Pertamina dan mengepung DPRD Karawang untuk mengadukan Pertamina, apabila janji tersebut tidak kunjung di tepati.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang, Tarpin Ardinata menjelaskan, perwakilan PT. Pertamina PHE. ONWJ berjanji kepada nelayan pada saat audiensi berjanji akan merealisasikan tuntutan-tuntunan nelayan terkait dengan tindak-tanduknya yang merugikan nelayan, Pertamina bersedia mengganti jaring nelayan yang rusak. Pertamina juga bersedia melakukan pencabutan patok kembali. Dan pihak HNSI, harus menginventarisi jaring nelayan yang rusak akibat patok tersebut.
"Kami merasa di bohongi oleh Pertamina. Karena, sampai dengan memasuki minggu ke-3 setelah pertemuan dengan pihak PT. Pertamina PHE. ONWJ pada saat audiensi aksi, janji tersebut tidak di penuhi, dengan alasan persyaratan administrasi "kata Tarpin.
Para nelayan pun selain akan kembali mengepung kilang PT. Pertamina PHE. ONWJ, rencananya akan mengadukan permasalahan tersebut ke DPRD Karawang agar dipermasalahannya cepat selesai.
Karena, permasalahan yang menyangkut penggangtian jaring-jaring nelayan
sangat dibutuhkan.
"Jaring nelayan merupakan alat mata pencaharian nelayan. Kalau jaring-jaring nelayan rusak oleh patok-patok yang dipasang Pertamina,terus tidak diganti gimana mereka nyari makan untuk keluarganya? Dan kami menuntut jaring yang rusak harus di ganti semua, tidak setengah-setengah" keluh nelayan Cemara lainnya, Cartiman.
Sebelumnya, ratusan nelayan melakukan aksi pengepungan kilang PT. Pertamina PHE ONWJ yang terletak di perairan Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya. Aksi tersebut merupakan buntut dari kekecewaan nelayan, yang merasa dirugikan akibat adanya aktivitas penggantian pipa pertamina di dasar perairan Cemara Jaya. Para nelayan tersebut, melakukan aksi pengepunganya dengan menggunakan puluhan perahu dan di kawal ketat oleh petugas Polairut dan Muspika setempat.
Dalam aksi tersebut, nelayan dan pihak PT. Pertamina melakukan audiensi dan disepakati sejumlah kesepakatan diantaranya penggantian jaring nelayan yang rusak, Pertamina bersedia melakukan pencabutan patok kembali. Dan pihak HNSI, harus menginfaentarisi jaring nelayan yang rusak akibat patok tersebut.
Namun, sudah hampir satu bulan setelah kesepakatan nelayan dan PT. Pertamina, belum juga direalisasikan. (dri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar