English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sabtu, 25 Januari 2014

Banjir Surut, Sampah dan Lumpur Berserakan

TELUKJAMBE, RAKA - Kendati masih ada belasan rumah yang terendam banjir, namun mayoritas pemukiman warga Karangligar yang terkepung luapan air sungai Cibeet maupun Citarum selama satu pekan, kini sudah surut.
Yang tersisa, tumpukan sampah rumah tangga di hampir semua halaman rumah-rumah warga maupun tempat ibadah dan sarana pendidikan masih berserakan akibat terbawa arus banjir. Sehingga bau tak sedap mewarnai perkampungan yang sejak Senin (13/1) lalu sepi karena ditinggal penghuninya untuk mengungsi.
Tidak hanya itu, lumpur pesawahan yang datang bersamaan banjir melanda, kini menempel kuat di semua ruangan rumah korban banjir. Alhasil, saat ini warga disibukan membersihkan rumah-rumah mereka dari semua kotoran yang melekat. Warga juga disibukan dengan mencuci seluruh mebeuler rumah miliknya dengan air kotor seadanya. Karena untuk mendapatkan air bersih, hingga Jumat (24/1) sore, kesulitan. Pasalnya, mesin pompa air mereka banyak yang tidak berfungsi lagi akibat terendam banjir.
Sedangkan bantuan air bersih dari PDAM maupun kawasan industri seperti KIIC yang sempat mengirim di kala banjir berlangsung, kini tidak lagi memasok. "Justru paska banjir ini kami sangat membutuhkan bantuan air bersih. Selain buat mandi, juga bisa untuk cuci pakaian yang sudah bau bercampur lumpur. Mayoritas warga buat memenuhi kebutuhan air bersih dengan mesin pompa. Jadi begitu mesin pompanya rusak setelah terendam banjir, kami kesulitan," ungkap warga Dusun Pangasinan Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat, Agus Tohaeri.
Dikemukakan pula oleh Kaji yang terlihat isi rumahnya berantakan paska banjir, merasa sedikit bersyukur tatkala rencana Pemkab Karawang yang sempat ngotot mau mengoperasionalkan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwisisir batal dilakukan setelah ia bersama warga menolak keras. "Bayangkan kalau di Leuwisisir jadi tempat tumpukan tonan sampah? Sekarang saja tanpa itu begitu bau dan sampah berserakan karena terbawa arus banjir," ujarnya.
Warga lainnya, Endung Sumarna, tetap berharap para dermawan turun memberikan sumbangan kepada korban banjir. Selama sepekan lebih banjir menggenangi pemukinan warga Karangligar menyebabkan aktivitas usaha warga terhenti. Bahkan ratusan hektar sawah petani yang baru saja ditanam padi sudah mati. Itu berarti, Endung katakan, warga korban banjir juga sedang kesulitan mencari nafkah. "Malah di desa kami ada beberapa rumah rusak diterjang banjir. Termasuk 1 rumah roboh. Kami berharap, pemkab mau membantu," harapnya. (vins)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar