English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kamis, 30 Januari 2014

Harga Raskin di Kutagandok Diprotes

KUTAWALUYA,RAKA- Warga Desa Kutagandok Kecamatan Kutawaluya mengeluhkan naiknya harga raskin yang dijual aparat desa melebihi dari harga umum yang biasa dijual di desa lain.

PENJUALAN yang didistribusikan kepada masyarakat desa di wilayahnya berbeda dengan desa lain yang berada di wilayah kecamatan Kutawaluya. Hal ini sempat menjadi keberatan masyarakat Kutagandok.
Salah seorang warga Dusun Krajan 2 Desa Kutagandok sempat mengeluhkan kenaikan beras raskin yang mereka tebus dari ketua RT setempat. Pasalnya harganya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat desa. Harga yang biasanya ditebus per empat liter hanya sebesar Rp 9 ribu, kini naik menjadi Rp 12 ribu per paket yang hanya berisi empat liter beras.
Deden Yudaeni (39) warga asal Dusun Krajan 2 A yang ditemui RAKA mengatakan, harga beras raskin per paket yang hanya berisi empat liter beras kini naik menjadi Rp 12 ribu tanpa ada kejelasan kenapa harga terebut bisa naik. Bahkan sebelumnya harga beras per paket hanya  Rp 9 ribu saja. Itu pun sudah termasuk ada dana dasomas (dana sosial masyarakat) dalam beras raskin tersebut. Tapi kini entah kenapa harga raskin melambung tinggi tanpa adanya kejelasan yang tepat akan kenaikan harga tersebut. Kami selaku masyarakat miskin yang berada di Desa Kutagandok sangat mengeluhkan dengan harga tersebut," kata Deden.
Di tempat berbeda, kenaikan harga beras di Desa Kutagandok dibantah pengelola beras raskin di desa itu. Menurut Dedi yang ditemui mengatakan, pihaknya tetap menjual beras raskin yang didistribusikan oleh pemerintah dan dikelola desa dengan harga semula sebesar Rp 9 ribu per paketnya. Dan di situ sudah termasuk ada dana dasomas yang berisi empat liter beras.
Adapun tentang kenaikan beras raskin yang diterima masyarakat di dusun masing- masing mungkin dikarenakan pihak RT setempat yang menaikannya. Karena mereka dimungkinkan juga ada beban ongkos angkut yang membuat mereka menaikan harga beras raskin.
"Salah satu contohnya pada bulan- bulan sebelumnya penebusan dilakukan di aula desa. Tapi karena masyarakat berjauhan wilayahnya mereka jadi enggan menebus dan menyuruh pihak RT menebusnya di desa. Dan yang saya ketahui para RT dikasih upah masyarakat yang menebus beras raskin di desa sebagai ongkos membawa beras tersebut ke rumahnya. Dan itu bukanlah merupakan kesalaha desa tapi itu adalah keikhlasan masyarakat memberikan ongkos menebus beras raskin di desa," jelas Dedi yang juga Aparat Desa Kutagandok.(dri)



Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar