"Saya akui dulu di pilkada, saya kalah karena faktor uang meskipun torehan prestasi saat dirinya menjabat Bupati tidak ditampik pembangunannya. Tapi mengapa masyarakat bisa goyah berubah pilihan hanya karena uang?" katanya disela-sela konsolidasi partai di sekretariat pengurus Kecamatan Partai Golkar Telagasari, Senin (27/1).
Menurut Dadang, pemilih sampai saat ini diakuinya, lebih banyak didominasi menengah ke bawah, dan akan lebih cenderung memilih siapa yang memberi uang paling besar. Namun, dihadapan masyarakat Desa Telagasari tersebut, ia tegaskan agar masyarakat kukuhkan pilihan kepada calon legislatif yang sudah teruji meskipun diberi uang sedikit. Jauh dari hal itu, jika ada lagi yang memberi uang lebih besar, silahkan menerima namun tidak mesti menggoyahkan pilihan, ketimbang masyarakat harus merasakan konsekuensi pembangunan yang mandeg seperti sekarang ini. "Mending saya galak-galak juga kan ada hasilnya," celotehnya kepada warga.
Saat ini, Dadang mengaku prihatin karena petani selalu gagal panen, sekolah harus bayar LKS sampai infrastruktur compang-camping. Mungkin, lanjutnya, itulah konsekuensi uang Rp 50 ribu sesaat yang diberikan saat setiap pemilu. Karenanya, ia bersama para caleg dari Partai Golkar dapil IV yakin, partainya akan mendulang suara besar di Karawang yang akan bersaing dengan PDI Perjuangan, bahkan Partai Golkar juga siapkan anggaran para saksi dari partainya saat 9 April mendatang. Tentunya yang bisa bertanggungjawab, karena lagi-lagi persoalaan uang banyak sekali kerawanan manipulasi suara yang bisa berubah dan direkayasa ditingkat desa dan kecamatan. Langkah politik digenjot berdasarkan pengalaman partai dan mengakak masyarakat, agar dewasa memilih. "Rakyat butuh partai berpengalaman untuk kerja dan taat aturan yaitu Golkar dan bukan partai yang saling tuding diinternalnya sendiri," ujarnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar