KARAWANG, RAKA - Ribuan siswa SMPN 3 Karawang, Jumat (24/1) kemarin memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid sekolah tersebut. Meski diiringi sesekali dengan gerimis, siswa tampak antusias dan khidmat mengikuti kegiatan ini. Apalagi, acara ini dimeriahkan oleh marawis dan calung oleh siswa-siswi SMPN 3.
Tak hanya mengajarkan tentang keteladanan Nabi Muhammad, melalui peringatan Maulid Nabi ini juga, sekolah ingin mendidik siswanya untuk memiliki jiwa kesetiakawanan sosial. Karena, saat ini Karawang sedang dilanda banjir. Apalagi, dari 2245 siswa SMPN 3 Karawang, 463 diantaranya menjadi korban banjir ditambah 11 orang guru. "Tadinya kita mau adakan dengan meriah, tapi karena kondisi sedang banjir, ditambah siswa dan guru kita juga banyak yang menjadi korban, akhirnya kita laksanakan secara sederhana dan alokasinya dialihkan untuk membantu korban banjir," kata Kepala SMPN 3 Karawang, H Herman M.Pd pada RAKA.
Bantuan yang akan diberikan, lanjut dia, lebih difokuskan pada perlengakapan sekolah, pakaian layak pakai, makanan siaap saji dan lainnya. "Intinya, peringatan maulid ini tidak hanya pencerahan keilmuan tapi juga semata-mata menumbuhkan solidaritas dan kesetiakawanan sosial terhadap siswa dan guru kami yang terkena banjir. Bahkan, ada satu siswa kami waktu mau evakuasi rumahnya terbakar. Biasanya kita memberi bantuan keluar, tapi untuk sekarang untuk siswa dan guru disini," ucapnya.
Melalui kegiatan yang bertema'Melalui Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, Kita Tingkatkan Solidaritas dan Kesetiakawanan Sosial' ini, ada beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai sekolah, diantaranya meningkatkan iman dan takwa, gemar bersadaqah. "Juga memahami ibadah shalat baik sunat maupun wajib dengan rajin, khusuk, dan dapat menjalankan puasa serta dapat meninggalkan segala larangan Allah," ungkapnya.
Sementara itu, KH Suhendra dalam ceramahnya, mengajak jamaah untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dengan memperbanyak sedekah. Selain itu, dia juga mengajak jamaah untuk memperbanyak membaca shalawat. "Kalau Rasul itu, lihat anak yatim sedikit-sedikit sedekah, lihat orang jompo sedikit-sedikit sedekah. Nah kalau kita, sedekahnya sedikit-sedikit. Jadi kita harus memperbanyak sedekah," ajaknya.
Dalam ceramahnya, kiai asal Tirtajaya ini menggunakan konsep nada dan dakwah. Sesekali, ceramah kiai muda ini diselingi dengan lagu dan dan shalawatan yang diiringi organ tunggal. Tampaknya, konsep seperti ini diterima oleh siswa yang merupakan masih berusia remaja. Sehingga, siswa tak jenuh dan menyerap isi tausyiah dengan baik.
Berdasarkan pantauan RAKA, seluruh siswa dan guru sama-sama ikut mengikuti jalannya kegiatan tersebut dan terlihat khidmat menyimak yang tausyiah yang disampaikan oleh penceramah. Bahkan, ketika muhasabah, sejumlah siswa nampak menundukan kepala khusyuk. Acara yang dimulai sejak pagi ini, berakhir sekitar pukul 10.30 WIB. (asy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar