English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 21 Januari 2014

Lebih Dekat dengan Anggota TNI di Pengungsian

-Selain Jago di Medan Tempur, Gesit Jaga Dapur

Bencana Banjir yang melanda beberapa wilayah di Jawa Barat, salah satunya Kabupaten Karawang membuat anggota Pangdam III Siliwangi terjun membantu. Sebanyak 5 ribu personel dikerahkan membantu korban banjir se Jawa Barat, dan sebanyak 250 personel terjun di Karawang.

Bukan saja jago di medan tempur, personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu juga ternyata jago dalam urusan dapur. Menurut pantauan RAKA di lapangan, saat logistik bantuan datang, mereka para prajurit dengan sigap langsung menurunkan bantuan. Satu per satuan logistik dirapikan di tenda dapur umum, sedangkan lainnya mempersiapkan tempat memasak. Alhasil, kebutuhan masyarakat korban banjir terbantu dengan kehadiran prajurit baret hijau itu di tempat pengungsian. "Saya sebagai Pangdam III punya tugas ikut membantu pemda, kepolisian dalam penanganan bencana alam," ucap Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnandar, disela kunjungan di posko pengungsian Kodim 0604 Karawang di jalan interchange Karawang Barat, Senin (20/1).
Dan sebanyak 4 hingga 5 ribu personel dari Kodam III Siliwangi terjun ke lapangan untuk membantu korban banjir yang terjadi di Jawa Barat. Karena seperti yang diketahui banjir juga melanda Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung. "Total personel di Kodam III untuk membantu korban banjir 4 hingga 5 ribu di Jawa Barat, di Banten belum," katanya.
Untuk Kabupaten Karawang, Pangdam mengerahkan kekuatan penuh dengan menerjunkan 250 personel dari Kodim 0604 Karawang, serta bantuan logistik ke korban banjir. "Saya sudah mengerahkan personel di Kabupaten Karawang sudah digelar 250 orang, dan batalyon 305 sudah menggelar bantuan-bantuan sudah dilakukan secara materil maupun logisitk sudah dilakukan, semoga membantu saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah," bebernya.
Selain itu, sejauh ini personel yang dikerahkan tersebut sudah bergerak, dan membuka pos pemantau hingga dapur umum untuk masyarakat. "Langkah-langkah kami sudah membentuk pos pemantau, dan membuka dapur lapangan mengerahkan personel yang ada komdao di wilayah ke wilayahan," katanya.
Ia melanjutkan, personel ini akan bertugas tanpa batas waktu, sifatnya kondisional meski begitu tetap memantau kondisi terkini di wilayahnya. "Tidak ada batas waktu, disesuaikan kondisi alam. Kalau masyarakat kembali ke rumah, kita kendorkan tapi tetap memantau kondisi di wilayah," tuturnya.
Disisi lain diakui Pangdam, dari beberapa wilayah yang terendam banjir, diakuinya Kabupaten Indramayu dan Subang yang dikatakan cukup parah, karena memutus jalur pantura. "Terparah Indramayu perbatasan Subang di Pamanukan, karena memutuskan jalur ke Jakarta kita harus fokus kesana, karena ruas jalan tertutup," timpalnya. (vid)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar