"Yang jelas tidak ada kebijakan diliburkan," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang, Agus Supriatman, ketika dikonfirmasi RAKA, Rabu (22/1).
Jika kondisi gedung sekolah tidak memungkinkan untuk digelar kegiatan belajar mengajar, dapat dialihkan ke gedung lain yang jaraknya dekat. Namun jika alternatif itu semua tidak dapat dilakukan karena kondisi banjir yang cukup parah, maka siswa dapat belajar di rumah untuk sementara waktu hingga kondisi air kembali turun, dan memungkinkan untuk menggelar KBM.
Namun hingga kini Disdikpora belum mendata jumlah siswa yang menjadi korban banjir. "Jelas mengganggu KBM, karena sekolah enggak bisa berfungsi. Bahkan siswa dan gurunya juga ada yang ngungsi karena kebanjiran, mudah-mudahan saja tidak lama dapat normal kembali," jelasnya.
Meski begitu, Disdikpora belum dapat mengeluarkan kebijakan untuk menggelar KBM di pengungsian. "Kalau jumlah siswanya sedikit bisa saja, kalau banyak ya enggak mungkin. Kalau KBM di sekolah terdekat yang aman sudah, tapi kalau di pengungsian belum," kata Agus.
Di tempat berbeda, Ketua PGRI cabang Karawang, Nandang Mulyana, mengungkapkan, jika kondisi cuaca cukup berbahaya ditambah dengan kondisi banjir masih merendam sekolah tentu ada toleransi, dan ia sangat memakluminya. "Pembelajaran untuk diliburkan bila cuaca tidak memungkinkan apalagi membahayakan. Dan kami sudah koordinasi dengan Dinas Pendidikan kalau membahayakan otomatis diliburkan," bebernya.
Kepala SDN Karyamakmur 2, Ani Herawati, mengungkapkan, 6 ruang kelas di sekolah yang dipimpinnya terendam banjir sejak dua hari lalu. "Guna mencegah hal-hal yang tak dinginkan, siswa terpaksa diliburkan," katanya.
Sejumlah guru SDN Telukbuyung 3, Kecamatan Pakisjaya, memilih datang ke sekolah untuk melakukan bersih-bersih. Namun, para siswa masih diliburkan lantaran mereka masih berada di pengungisan akibat rumah mereka terendam banjir luapan Sungai Citarum. Para guru mengaku, para siswa terpaksa diliburkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, hingga menunggu banjir tersebut surut kembali. Hampir serupa dengan di Batujaya dan Pakisjaya, Rengasdengklok juga tak luput dari banjir yang hebat. Banjir akibat hujan lebat ini juga menyebabkan gedung SD terendam banjir. Akibatnya, ratusan siswa terpaksa diliburkan sementara karena sekolah mereka terendam air akibat banjir. "Terpaksa sekolah libur kang, kondisinya tidak memungkinkan," kata Agus, seorang guru SD Rengasdengklok.
Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Supriatna, mengatakan, kemarin tidak ada penambahan untuk cakupan banjir, masih 28 kecamatan terdiri dari 173 desa terendam. Selain itu, kondisi Sungai Citarum dan Cibeet dipantau di Pos Kedung Gede berangsur normal. Selain itu banjir besar yang terjadi pada Minggu lalu merupakan rekor tertinggi dalam sejarah debit air di Pos Kedung Gede di angka 13.35 DPL (di atas permukaan laut). "Banjir ini rekor ketinggian paling tinggi 13.35 pada Minggu kemarin," tandasnya. (vid)
Data Sekolah Terendam Banjir
Kecamatan Cilebar 23 SD
Cibuaya 5 SD
Batujaya 13 SD
Tempuran 12 SD
Jatisari 3 SD
Tempuran 6 SD
Telukjambe Barat 2 SD
Telukjambe Timur 1 SMP
Karawang Barat 1 SMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar