English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jumat, 17 Januari 2014

Sawah Percontohan di Cilamaya Ikut Terendam Banjir

CILAMAYA WETAN, RAKA- Dijadikannya areal pesawahan Cilamaya Wetan sebagai show window atau jendela percontohan sawah Indonesia oleh Kementrian Pertanian, tidak luput dari hantaman banjir setelah hujan yang mengguyur Karawang 4 hari terakhir. Selain di Cilamaya Wetan, sawah di 12 kecamatan lainnya juga terkena banjir di tengah-tengah masa tanam maupun persemaian.
Kepala BP3K Cilamaya Wetan, Cucu Supradinata mengatakan, akibat banjir yang melanda Cilamaya, areal pesawahan turut terendam, laporan sementara sedikitnya 1.400 hektar tanaman padi diusia pertanaman terendam banjir dan 2.100 hektar masa persemaian juga ikut banjir. "Kami baru melaporkan data dari laporan sejumlah petani dan menyusul laporan tertulisnya," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Karawang, Ir Kadarisman mengatakan, selama banjir melanda Karawang, sejumlah areal sawah tak luput dari rendaman air baik dari luapan sungai maupun curah hujan yang tinggi. Data terakhir, lanjut Kadarisman, berdasarkan laporan dari sejumlah UPTD, sebanyak 9. 826 hektar sawah di Karawang terendam banjir dengan spesifikaasi di usia pertanaman sebanyak 2.634 hektar dan  dipersemaian sebanyak  7.192 hektar. Jumlah tersebut, lanjut mantan kepala BP4K ini, meliputi 13 kecamatan yang tersebar di Karawang. Ia menyebut, Kecamatan  Cilamaya Kulon,  Tempuran,  Cilebar,  Cibuaya, Pedes, Tirtajaya,  Batujaya, Pakisjaya, Tirtamulya,Telagasari, Telukjambe Barat,  Telukjambe Timur, termasuk lokasi show window sawah Indonesia Kecamatan Cilamaya Wetan. Melihat kondisi demikian, pihaknya berencana akan mengusulkan mendapat bantuan benih bagi para petani untuk mengantisipasi kerugian dan rusaknya tanaman akibat banjir. "Di usia pertanaman 2.634 hektar dan dipersemaian 7.192 hektar sawah Karawang terkena banjir," katanya kepada RAKA.
Sementara itu, penyuluh pertanian di Kecamatan Lemahabang yang tidak masuk daftar sawahnya terendam banjir, Suhada SP mengatakan, wilayah binaanya aman dan lancar karena terhindar dari ancaman banjir.  Hanya saja ia mewanti-wanti, gangguan sejumlah hama seperti tikus dan jamur bagi tanaman padi umur 65-75 hari setelah tanam ( HST), karena tingkat kelembabannya cukup tinggi saat masuki musim penghujan. "Meskipun kita aman dari banjir, kita tetap wanti-wanti petani agar waspada kelembaban saat musim hujan mengundang hama tikus dan jamur," pungkasnya. (rud)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar