"Hingga hari ini banjir sudah merendam 28 kecamatan," ucap Kabid Penanggungalan Bencana Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Supriatna, kepada RAKA, Selasa (21/1).
Sementara itu untuk jumlah desa yang terendam juga ikut bertambah, tercatat sudah 173 desa terendam di 28 kecamatan tersebut. Meski begitu, informasi yang ia terima, di Kecamatan Pangkalan sebenarnya ada sebagian yang terendam. Namun hingga kini belum ada laporan resmi dari pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan. "Di Pangkalan informasi ada yang banjir di Bunder, tapi kita kan berdasarkan laporan resmi, hingga kini kita belum terima," timpalnya.
Di sisi lain, disayangkan warga korban banjir, di tengah kehadiran SBY di Karawang tidak sampai menegaskan sikapnya bagaimana cara menyelesaikan bencana banjir tahunan di daerah lumbung padinya Jawa Barat ini. Paling tidak, menurut salah seorang warga Karangligar, Agus Tohaeri, pendangkalan Sungai Cibeet yang menjadi salah satu penyebab banjir terparah di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat, tidak pernah tersentuh perbaikan hingga kini. Belum lagi, tambah relawan dari Pepeling, Nasam, ketidakpedulian pemerintah dalam melindungi daerah penyerapan air di hulu sungai terbilang cukup tinggi. Sehingga kerusakan alam yang tak terkendali membuat bencana makin bersahabat.
Sementara itu, Kabid Penyehatan Lingkungan dan Penyakit Menular (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Sri Sugihartati, mengungkapkan, banjir yang terus melebar ini tercatat sudah 134 posko kesehatan yang tersebar di karawang. Dari jumlah itu ada 36 pokso kesehatan yang berada di puskesmas, dan 98 posko di luar puskesmas seperti di pengungsian, ditambah pelayanan kendaraan puskesmas keliling. "Kita sigap membantu korban banjir di bidang kesehatan," ujarnya.
Untuk tenaga medis, pihaknya sudah memploting tim medis sebanyak 3 orang per satu posko kesehatan. Dan posko ini melayani masyarakat hingga 24 jam. "Nah jumlah tenaga medis itu rata-rata itu satu posko, terdiri dari dokter perawat dan bidan. Posko ini akan bekerja selama 24 jam, dengan sistem dibagi shift," bebernya.
"Tidak menutup kemungkinan jumlah posko kesehatan akan semakin bertambah jika banjir yan terjadi semakin meluas," lanjutnya. (vid/vins)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar