Hal itu diungkapkan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Huda, Abdun Nasir, beberapa waktu lalu. Menurut Nasir, Peran serta mahsiswa sangat penting untuk mencetak kader bangsa yang bisa memberikan kontribusi kepada Negerinya terutama daerahnya masing-masing terutama dengan bisa merealisasikan tri tharma perguruan tinggi.
"Jangan sampai mahasiswa tidak bisa memposisikan diri sebagai kaum intelektual yang masuk pada posisi kelompok pertengahan masyarakat, yaitu berada ditengah-tengah antara masyarakat biasa dan masyarakat atas atau pemerintahan," terang Nasir.
Karena dalam pandangan Nansir, tidak sedikit mahasiswa yang terlena dengan gelar yang disamdangnya sebagai mahasiswa tapi tidak pernah mau berfikir dan memahami apa sebenarnya peran serta mahasiswa ditengah-tengah kehidupan masyarakat. "Oleh karenanya, diawali dengan niatan yang ikhlas dan niatan yang tinggi, Kami mewakili pengurus BEM yang baru dilantik, akan berusaha semaksimal mungkin merealisasikan tri dharma perguruan tinggi, terutama akan mengawal kepentingan-kepentingan masyarakat kecil," ujarnya.
Menurut Nasir, Mahasiswa bukan hanya duduk dibangku kuliah dan pulang kerumah dengan tidak mau melihat bagaimana kondisi masyarakat disekelilingnya. "Kita harus bisa memposisikan diri diruang-ruang yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena dari dulu juga semnagat mahasiswa yang benar-benar bisa memberikan perubahan terutama tatanan-tatanan yang tidak baik," tegasnya.
Agenda utamanya, tambah Nasir adalah segera mengidentifikasi tipologi masyarakat Subang, untuk mengetahui apa dan bagaiman bisa meningkatkan kelayakan hidup sebagwai warga yang berbangsa dan bernegara. "Kami akan lakukan diskusi panjang dengan melihat realita lapangan. Dan mewujudnyatakan dalam aplikasi hasil dari diskusi itu," tegas Nasir.
Untuk meningkatkan kesadaran mashasiswa akan pentingnya peran sera mahasiswa dalam kehidupan sosial, menyampaikan opini lepada publik akan pentingnya menjadi seorang mahasiswa dan mengikat semua Mahasiswa yang sudah tersadarkan untuk bersama-sama mengawal kepntingan masyarakat. Tentu denga tidak melupakan fitroh seorang manusia ntuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. "Dengan adanya satu persepsi Saya yakin, mahasiswa akan kembali menemukan keemasanaya, dan jangankan untuk bisa menyelesaikan permasalhan pribadi karena permasalahan umumpun akan bisa diatasi. Sebagaimana salah satu hadits nabi yang meberikan garansi demikian," ujarnya. (zie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar