Alhamdulillah, meski jauh dari lokasi banjir, tapi para pelajar di beberapa sekolah di Kabupaten Karawang punya rasa kemanusiaan yang tinggi. Itu terbukti dari mereka terkumpul tuh banyak bantuan buat korban banjir.
Seperti misalnya SMK Muhammadiyah Cikampek, lewat Ikatan Pelajar Muhammadiyah bisa koordinir teman-temannya menyumbang pakaian layak pakai, sembako, sampai alat-alat kebersihan. Selain mereka, ada juga lho para pelajar SMAN 1 Cikampek, dari kemarin sudah menggalang bantuan melalui OSIS berupa uang, sembako, baju layak pakai yang dikumpulkan dari tiap-tiap kelas.
Menurut informasi yang masuk ke redaksi Radar Karawang, anak-anak SMKN Tirtajaya dan SMAN 1 Telagasari juga tidak ketinggalan. Mereka dengan sukarela mengumpulkan bantuan dari tiap-tiap kelas untuk korban banjir. "Penggalangan bantuan banyak manfaatnya, terutama aplikasi dari pelajran agama, PKn, mendidik siswa untuk peduli sesama, menumbuhkan kasih sayang, berbagi turut meringankan beban orang lain yang sedang kesusahan. Semoga bermanfaat dan turut prihatin untuk korban bajir," tutur Bu Istuti Nurhayati, guru Ekonomi dan Akuntansi SMAN 1 Cikampek, kemarin.
Hal serupa juga diungkap Pak Dede Setiabudi, Kepala SMK Muhammadiyah Cikampek. Menurutnya, penggalangan bantuan merupakan bentuk kepedulian para pelajar di sekolah yang dipimpinnya. Selain bisa meningkatkan rasa solidaritas sesama manusia, penggalangan dana juga salah satu bentuk wujud dari pendidikan karakter. "Mudah-mudahan apa yang menimpa korban banjir bisa lebih ringan. Dan bagi para pelajar bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan," katanya usai menyerahkan bantuan ke warga Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.
Tidak hanya itu, rencananya sekolah yang berada di Jalan Raya Parakan ini bakal membuka posko banjir untuk memudahkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) membantu korban banjir di wilayah sekolah, Cilamaya, dan sekitarnya. "Tim MDMC berposko di Darul Arqam Karawang, agar lebih mudah membantu wilayah Cilamaya, maka akan kami bangun posko banjir di sekolah," ujar Pak Enda, Wakasek SMK Muhammadiyah Cikampek.
Diketahui, hingga kini jumlah korban banjir terus meluas. Dari 30 kecamatan, hanya dua kecamatan yang masih aman dari banjir, yaitu Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Pangkalan.
"Hingga hari ini banjir sudah merendam 28 kecamatan," ucap Kabid Penanggungalan Bencana Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Supriatna, belum lam aini.
Sementara itu untuk jumlah desa yang terendam juga ikut bertambah, tercatat sudah 173 desa terendam di 28 kecamatan tersebut. Meski begitu, informasi yang ia terima, di Kecamatan Pangkalan sebenarnya ada sebagian yang terendam. Namun hingga kini belum ada laporan resmi dari pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan. "Di Pangkalan informasi ada yang banjir di Bunder, tapi kita kan berdasarkan laporan resmi, hingga kini kita belum terima," timpalnya.
Bahkan di Cilamaya, aktivitas warga di pesisir Cilamaya lumpuh. Setidaknya, dua desa di Kecamatan Cilamaya Wetan terisolir. Pasalnya, akses jalan menuju Desa Muara dan Desa Muara Baru tersebut terendam dan sulit dilalui kendaraan. Begitupun dengan aktivitas di Pasar Cilamaya masih lumpuh dari aktivitas jual beli. Meski ada sebagian pedagang yang masih memaksakan membuka lapak, namun tak ada pembeli. Yang ada hanyalah lalulalang pedagang yang membawa perabotan dan dagangannya. Luapan Sungai Cilamaya dan Kalen Tasrip juga melumpuhkan beberapa akses jalan seperti Kecepet, pasar dan jalur utama Cilamaya-Tempuran, tepatnya di ruas Jalan Mekarmaya dan Sukatani. Hingga siang kemarin, akses menuju Desa Muara dan Desa Muara Baru masih sulit dilalui karena banjir di dua desa di ujung Karawang tersebut langsung berhadapan dengan Laut Jawa, terlebih tengah terjadi gelombang pasang air laut. (rk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar